Patah Hati dan Serangan Jantung Sama-sama Mematikan
- Pixabay/pexels
VIVA – Jika Anda pernah merasakan patah hati, Anda pasti tahu rasanya kesedihan yang amat sangat, di mana hati Anda seakan hancur, remuk. Dan ternyata patah hati ternyata benar-benar punya efek terhadap jantung.
Takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati dialami setidaknya oleh 3.000 orang di Inggris setelah mereka melewati momen traumatis. Saat hal itu terjadi, otot-otot di jantung pun melemah hingga mencapai suatu titik di mana mereka tak lagi bisa bekerja secara efektif.
Seperti diulas di Metro.co.uk, Senin 20 November 2017, sebuah studi yang belum lama ini dilakukan oleh para peneliti di University of Aberdeen mengungkapkan bahwa efek-efek tadi bisa menjadi permanen, layaknya serangan jantung.
Studi yang dibiayai oleh British Heart Foundation meneliti 37 pasien Takotsubo cardiomyopathy selama dua tahun. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pasien-pasien itu mengalami kerusakan pada jaringan tisu di otot-otot jantung yang tak bisa diobati. Elastisitas jaringan tisu mereka diketahui telah berkurang.
Hal tersebut pada akhirnya akan menghentikan otot untuk berkontraksi penuh pada setiap detak jantung.
"Takotsubo adalah penyakit menyedihkan yang dapat menyerang orang sehat secara tiba-tiba," kata Professor Jeremy Pearson dari British Heart Foundation.
Ia juga mengatakan bahwa efek-efek dari penyakit yang bisa mengancam nyawa ini awalnya dikira hanya berlangsung sementara. Namun, kini pihaknya bisa melihat bahwa efek-efek tadi bisa berlanjut memengaruhi orang untuk sepanjang hidupnya.
"Studi baru ini menunjukkan bahwa ada efek-efek jangka panjang terhadap kesehatan jantung. Kami menyarankan untuk merawat pasien penyakit ini dengan cara yang mirip dengan mereka yang berisiko gagal jantung," ucap Pearson. (ren)