Sebelum Nikah, Pria Wajib Tes Sperma dan Cek Kondisi Testis

Ilustrasi Sperma
Sumber :
  • Pixabay/ TBIT

VIVA – Pasangan yang hendak menikah, seringkali merasa takut melakukan cek kesehatan jelang pernikahan. Apalagi, jika diminta untuk melakukan pemeriksaan infertilitas.

Keluarin di Luar Kenapa Masih Bisa Hamil? Begini Jawaban dr Boyke

Hal ini, menurut Spesialis Obgyn, Dr Ari Waluyo SpOG sebenarnya penting dilakukan, untuk menghindari pertengkaran yang mungkin terjadi saat pernikahan dijalankan.

"Sebetulnya, pemeriksaan infertilitas. Mereka, pasangan yang akan menikah harus tahu kondisi dari masing-masing pasangannya, mereka harus terbuka riwayat keluarga apakah ada penyakit keturunan, alergi seperti asma, atau masalah kesuburan. Jangan sampai nanti salah-salahan," katanya, saat tampil dalam program acara 'Ayo Hidup Sehat' di TvOne, Rabu kemarin, 8 November 2017.

Mikropenis Bikin Susah Punya Anak, Benarkah Berkaitan dengan BPA?

Yang tak kalah pentingnya, lanjut Ari, kebanyakan pasangan menikah dengan tujuan punya keturunan. Jadi, baik laki laki maupun perempuan, ada baiknya lakukan pemeriksaan kesehatan dan infertilitas sebelum menikah.

"Harus dicek ada enggak kelainan hormonal, ada enggak kista untuk wanita. Dan, untuk laki-laki bisa dicek, ada enggak kelainan spermanya."

Mirip Menopause, Apakah Pria Andropause Masih Bisa Punya Anak? 

Bukan hanya itu, untuk laki-laki juga seringkali dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan area biji testis. "Periksa apakah biji testis itu turun apa enggak, jadi harus cek," katanya.

Seperti diketahui, testis yang tidak turun biasanya umum terjadi pada bayi laki-laki yang lahir prematur, atau lahir dengan kondisi tubuh sangat kecil. Dokter tidak benar-benar tahu, apa yang menyebabkannya. Kondisi ini umumnya terjadi karena faktor turunan. Namun, jika hal ini terus terjadi hingga usia dewasa, akan membahayakan.
 
Testis tidak turun sebenarnya sangat erat berkaitan dengan kesuburan. Hal ini, karena testis merupakan kelenjar berbentuk telur yang menghasilkan spermatozoa. Testis tumbuh dan membesar di dalam perut, dekat ginjal.

Normalnya, sesaat sebelum bayi lahir, testis akan turun ke skrotum, atau kantung buah zakar. Mengapa testis harus turun ke dalam kantung buah zakar dan apa akibatnya jika tidak turun?

1. Gangguan kesuburan

Testis yang tidak turun akan mengakibatkan gangguan kesuburan. Penelitian menunjukkan, jika hanya satu testis yang tidak turun, tingkat kesuburan seseorang akan menjadi 80 persen. Kalau dua-duanya tidak turun, maka tingkat kesuburannya hanya 50 persen. Mengapa? Karena, suhu di dalam perut lebih tinggi dari suhu di kantong kemaluan, maka pembentukan sperma akan terganggu.

2. Bisa menyebabkan tumor

Bila testis tidak turun, ia berisiko akan berkembang menjadi sel ganas atau tumor testis. Karena normalnya testis harus turun di dalam kantung buah zakar, jika testis tumbuh di tempat lain akan bisa berkembang menjadi sel ganas.

Selain itu, meski hanya satu testis yang tidak turun, keadaan ini bisa memengaruhi testis normal yang berada di skrotum. Misalnya, salah satu testis tumbuh dalam perut dan tidak turun ke skrotum, sementara yang satunya normal dan turun ke kantung buah zakar. Testis yang tumbuh di dalam perut bisa berkembang menjadi sel ganas dan memengaruhi testis satunya yang turun normal ke skrotum.

Akibatnya, testis yang normal akan ikut menjadi rusak dan bisa juga terkena risiko kanker.

Dr Ari Waluyo pun menambahkan, laki-laki biasanya takut untuk memeriksakan kondisi tingkat kesuburannya karena hal ini salah satunya. Padahal, analisa sperma bisa sangat membantu menemukan solusi untuk mengatasi masalah kesuburan.

"Analisa sperma diperlukan juga, jadi jangan takut. Ini dilakukan, supaya nanti jangan sampai jadi masalah pada saat pernikahannya." (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya