Isi Piringku, Cara Efektif Cegah Penyakit Tidak Menular
- Pixabay/Pexels
VIVA – Siapa sangka komposisi isi sepiring nasi setiap hari ternyata mampu mencegah munculnya Penyakit Tidak Menular (PTM).
Baru-baru ini Kementerian Kesehatan RI, mengkampanyekan soal komposisi makan. Bertajuk 'Isi piringku', kampanye terbaru dari Kemenkes ini bertujuan agar porsi makan yang seimbang mampu mencegah penyakit tidak menular yang semakin meningkat.
Riskesdas (2013) mengungkapkan angka kejadian PTM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Penyakit itu antara lain Hipertensi (25,8 persen), Obesitas (15,4 persen), Stroke (12,1 persen), Diabetes melitus (2,3 persen), Penyakit jantung koroner (1,5 persen), dan Gagal ginjal (kronis 0,2 persen).
Penyakit ini tidak hanya diderita oleh kelompok lanjut usia, namun juga mulai banyak ditemukan pada kelompok usia muda dan produktif. Untuk itu, Kemenkes membentuk Isi Piringku yang memberikan pedoman gizi seimbang.
"Isi piringku menggambarkan mengenai tentang SEHAT, berawal dari 4 sehat 5 sempurna yang tidak bisa cukup sehingga dilengkapi atau ditransformasikan dengan pedoman gizi seimbang," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Anung Sugihantono, M.Kes., dalam temu media Asia Pacific Food Forum, di Jakarta.
Isi piringku merupakan sajian makanan yang ada di dalam piring untuk porsi sekali makan. Di mana, saat ini difokuskan pada dikelompokkan 4 yaitu, makanan itu sendiri, minum air putih minimal 8 gelas sehari, aktivitas fisik dan menimbang tinggi dan berat badan dilengkapi dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
"Isi piringku mengacu pada one plate terbagi menjadi dua 50 persen piring buah dan sayur dan 50 persen 1/3 lauk dan 2/3 suplemen dan karbohidrat. Untuk melengkapi isi piringku tentunya dilengkapi dengan aktivitas fisik, CTPS dan minum air putih minimal 8 gelas sehari," katanya.
Meski begitu, Anung tetap mengedepankan konsumsi makanan lokal yang diproduksi oleh negeri sendiri. Dengan konsumsi makanan lokal, diharapkan mampu menjadikannya kebiasaan yang tumbuh di tiap daerah di Tanah Air.
"Produksi makanan lokal harus digencarkan. Karena 'Isi Piringku' tentunya disesuaikan dengan kebiasaan dan karakter dari daerah masing-masing yang tentunya memenuhi gizi seimbang," ujarnya.
Â