Hobi Main di Pantai, Waspada Kanker Kulit Ganas
- Pexels/Pixabay
VIVA – Radiasi sinar matahari dari ultraviolet memiliki pengaruh yang besar terhadap terbentuknya kanker kulit. Karenanya, mereka yang banyak terpapar sinar ini berisiko tinggi mengidap kanker kulit.
Dr. dr. Aida Sofiati, SpKK(K) menjelaskan, sinar ultraviolet (UV) ada beberapa macam, yaitu sinar UV A, B, dan C. Meski dikatakan sinar UV B paling banyak menyebabkan kanker, tetapi sinar UV A juga dapat membantu tumbuhnya kanker kulit.
"Sinar UV C sebenarnya yang paling potensial sebabkan kanker. Tapi tidak pernah disebut-sebut, karena sinar ini tidak teruskan akibat adanya lapisan ozon, kalau lapisan ini bocor, kanker kulit akan meningkat," papar Aida dalam Forum Ngobras di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Senin 30 Oktober 2017.
Orang-orang yang terpapar matahari setiap hari, misalnya petani, punya risiko mengalami kanker kulit. Meski demikian, ada pula orang-orang yang terpapar matahari yang sifatnya intermiten dengan dosis tinggi.
"Misalnya, mereka yang pada Sabtu dan Minggu suka ke pantai, berenang, berjemur, terkena sinar UV intensitas tinggi," kata Aida.
Dikatakan, paparan matahari intermiten ini yang paling berpotensi terkena melanoma, atau kanker kulit jenis terganas.
"Melanoma ini yang paling ditakuti, kalau masih awal mungkin masih dapat diobati. Masalahnya banyak yang tidak waspada ini melanoma, akhirnya datang pada stadium lanjut saat melanoma potensial mematikan," kata Aida.
Meski semua jenis kanker kulit seperti karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa bisa terjadi penyebaran dan menyebabkan kematian, tetapi pada melanoma pertumbuhannya yang paling cepat sehingga paling ditakuti.