Angka Penderita ISPA di Indonesia Masih Cukup Tinggi

Pemeriksaan kesehatan di pulau Samosir
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Widiarini

VIVA – Angka penderita Inveksi Saluran Pernapasan Akut di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2013, 25 persen penduduk Indonesia menderita ISPA.

Warganya Paling Banyak di Jakarta, Begini Cara Pemkot Jaktim Cegah DBD Menyerang

Di Sumatera Utara terutama kecamatan Tobasa (Toba Samosir), angka penderita ISPA juga tinggi, meskipun demikian, persentasenya mencapai 20 persen di bawah rata-rata.

Kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pembagian obat gratis bagi warga Samosir dilakukan oleh PT Kalbe dan Mixagrip. Dalam pemeriksaan tersebut ditemukan bahwa mayoritas pasien menderita ISPA dan diare.

Heboh Penis Pria 38 Tahun Ini Alami Kemerahan dan Bengkak Usai Bercinta, Ternyata....

"Berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, mayoritas pasien menderita ISPA dan diare. Sisanya yang disebut lainnya mirip. Dua penyakit ini memang sangat menonjol," ujar dr Helmin A Silalahi, ketika ditemui VIVA.co.id usai pemeriksaan kesehatan Mixagrip Program Explore Budaya Indonesia di kecamatan Tobasa pulau Samosir  Minggu, 29 Oktober 2017.

Ia menambahkan bahwa kurang lebih 500 orang yang hadir mengeluhkan gejala ISPA dan diare.

Viral Meninggalnya WM, Bahayakah Konsumsi Susu dan Roti Saat Diare?

"Di mana-mana, angka ISPA tinggi. Di sini karena faktor iklim. Kalau cuaca dingin dan hujan seperti ini aliran darah jadi enggak lancar karena pembuluh darah mengecil. Sehingga membuat imun menurun dan membuat orang mudah sakit.  Sedangkan diare lebih ke arah kebersihan. Dari tempatnya dan kelembapan udara," ujar dr Helmin.

Selain itu dr Helmin mengatakan bahwa masyarakat yang hadir memeriksakan kesehatan mereka rata-rata berusia di atas 35 tahun.

"Usia 35 ke atas rentan penyakit. Karena semakin tua, daya tahan tubuh menurun," ujarnya.

Pada kesempatan ini dokter Helmin dibantu beberapa tenaga kesehatan setempat. Disediakan dua booth layanan kesehatan yang terdiri dari pemeriksaan kesehatan umum seperti cek darah, cek tensi dan konsultasi.

"Tenaga kesehatannya terdiri dari dua dokter, ada kepala kesehatan juga yang mendampingi, juga beberapa bidan," ujarnya.

Selain konsultasi gratis, pasien yang berkunjung juga diberikan paket obat untuk mengatasi keluhan maupun gejalanya. 

"Kami memberikan obat standar yang dibutuhkan pasien. Namun untuk kasus pasien yang membutuhkan penanganan dan pemeriksaan lebih lanjut, tentunya kami berikan resep," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya