Waspada Beban Tas yang Terlalu Berat Sebabkan Skoliosis
- Pixabay/Sbtineet
VIVA – Anggapan bahwa membawa barang atau tas yang terlalu berat, atau tidak seimbang menyebabkan gangguan kelainan pada tulang belakang, ternyata benar adanya.
Hal ini, menurut dr Didik Librianto, Sp, OT (K) Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Tulang Belakang Rumah Sakit Pondok Indah, biasa dikenal dengan skoliosis postural.
Gangguan ini, lanjut dia, bisa disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan sederhana yang tanpa disadari memengaruhi bentuk tulang belakang. Dengan kata lain, Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85 persen kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.
"Jadi, yang berpengaruh itu membawa beban yang terlalu berat, atau membawa beban yang tidak balance," ungkap Didik, saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 25 Oktober 2017.
Lebih jauh, Didik juga menyarankan untuk memperhatikan besaran beban yang dibawa sehari-hari. Dia menyarankan, untuk menghitung berat dari sebuah beban dan disesuaikan dengan berat badan.
"Sebenarnya, cara mudah maksimal 1/10. Jadi, jika berat badan 50 kilogram, berat bebannya kurang lebih lima kilogram. Tapi tergantung, kalau orang barat mungkin berbeda, karena mungkin postur mereka lebih bagus," ungkap Didik.
Didik melanjutkan, untuk skoliosis postural sendiri bisa kembali secara natural dengan mengubah kebiasaan, atau dengan melakukan sejumlah olahraga yang membantu, seperti olahraga peregangan yoga dan pilates.
"Dia bisa cepat kembali, jika cepat dikenali dan sudutnya belum berubah di atas 10 derajat. Tetapi, kalau sudutnya sudah terlalu besar itu akan lebih sulit," kata dia.
Untuk yang sudutnya sudah besar di atas 40 derajat, Didik sendiri menyarankan untuk membawanya segera dioperasi. (asp)