Sinisme Bisa Picu Demensia Alzheimer, Ini Sebabnya
- Pixabay
VIVA – Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang tidak dapat diobati. Meski begitu, alzheimer dapat dicegah dengan menghindari tiga hal penting yang cenderung diabaikan masyarakat.
Stres, sinisme, dan depresi merupakan tiga hal yang rentan menjangkau masyarakat perkotaan. Ketiganya disinyalir mampu memicu proses pikun atau lupa yang menjadi gejala demensia alzheimer.
"Stres ada yang positif dan negatif. Kalau stresnya cenderung khawatir akan pemikiran berlebihan terkait hal terburuk yang mungkin terjadi, itu bahaya untuk kesehatan otak," ujar Dr. dr. Yuda Turana SpS, Pakar Neurologi dan Dekan FK Unika Atmajaya, Dalam Media Briefing Aspek Perlindungan Hukum dan Pendekatan Life-Cycle Untuk Orang Dengan Demensia, di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa, 24 Oktober 2017.
Sama halnya dengan depresi, di mana orang cenderung tidak memiliki minat positif untuk menjalani hidup. Serta sifat sinisme yang dipicu oleh ketidaksukaan saat melihat kebahagiaan orang lain.
"Ketiga sifat itu memiliki kesamaan yaitu cenderung berpikir negatif. Pemikiran itu yang menghancurkan adanya proteksi pada fungsi kognitif otak, yang di mana kita ketahui fungsi kognitif berperan penting dalam penyakit demensia," paparnya.
Dengan begitu, Yudha menyarankan agar masyarakat bisa dengan jeli memahami pemicu-pemicu dari penurunan fungsi kognitif. Sehingga, demensia alzheimer bisa dicegah sejak dini.
"Berpikir positif itu memproteksi fungsi kognitif otak. Kalau berpikiran negatif, fungsi kognitif otak bisa cepat menurun. Ditambah adanya hormon stres yang membuat sel di otak jadi mudah mengecil," paparnya.