Kemenkes Lakukan Deteksi Dini Kanker pada 1 Juta Wanita
- Pixabay
VIVA – Kanker menyebabkan kematian tertinggi di dunia dan menggugah keprihatinan semua pihak untuk melakukan tindakan pencegahan dan deteksi dini. Termasuk pemerintah Indonesia yang mengeluarkan berbagai program promotif dan preventif untuk kanker.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. H. M. Subuh, MPPM, mengatakan, kanker serviks dan payudara memiliki angka kematian yang tinggi pada wanita di Indonesia.
"Kami sudah punya program sejak lama untuk upaya deteksi dini. Dengan deteksi dini, jika dinyatakan positif bukan berarti kanker, artinya harus dikonfirmasi melalui diagnostik dini," ujar Subuh saat usai membuka acara Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin, 23 Oktober 2013.
Program deteksi dini ini, lanjut Subuh, merupakan gerakan massal di seluruh Indonesia dan di bulan Oktober ini Kemenkes mencanangkan pemeriksaan 1 juta wanita. Melalui gerakan ini, diharapkan angka prevalensi kanker di Indonesia.
Subuh menjelaskan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka positif kanker serviks mencapai 8 persen. Kalau dihitung, dari 1.000 orang, ada 80 yang positif kanker.
Sementara angka kanker payudara menurut Riskesdas 2013 mencapai 7 persen. "Dengan pemeriksaan ini kami ingin melihat, dari 1 juta yang diperiksa, ada penurunan atau peningkatan setelah upaya pencegahan yang dilaksanakan," imbuh Subuh.
Deteksi dini, kata Subuh, indikasinya adalah dapat menurunkan angka prevalensi di bawah 8 persen.
Selama dua hari, yakni 23-24 Oktober, Kemenkes menargetkan pemeriksaan atau deteksi dini kanker pada 2.000 wanita. Pemeriksaan dilakukan di Auditorium Siwabessy Gedung Sujudi Kemenkes, Jakarta, tanpa dipungut biaya. Syaratnya, pemeriksaan hanya dilakukan pada wanita yang sudah menikah.