Konsumsi Buah Impor Bisa Ganggu Hormon Seksual

Buah apel merah.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Buah-buahan impor saat ini lebih banyak dikonsumsi orang. Bentuk dan warnanya yang lebih menarik dan rasanya yang lebih manis, seringkali membuat orang lebih tergoda dan tertarik untuk mengonsumsinya daripada memilih menikmati buah lokal.

Protes Besar-Besaran di Auckland, Penduduk Asli Maori Tolak Isu LGBT di Tengah Rainbow Parade

Namun tahukah Anda, bahaya kesehatan di balik buah impor. Ahli gizi, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD yang ditemui dalam acara Jelajah Gizi 2017 bersama Nutricia menjelaskan, banyak dampak bahaya kesehatan yang mungkin terjadi jika kita lebih banyak mengonsumsi buah-buahan impor. Kata dia,bahwa mengonsumsi apel Malang akan lebih sehat jika dibandingkan mengonsumsi buah apel Washington ataupun New Zealand.

"Melihat dari proses perjalanannya hingga sampai ke Indonesia saja, apel impor butuh perjalanan yang panjang. Paling cepat sampai enam bulan. Bahkan, apel impor bisa tahan sampai dua tahun," katanya.

Yang Ikut Pesta Seks Gay di Hotel Jakarta Profesinya dari Dokter Hingga Guru Bahasa Arab

Ini, karena proses pengepakan apel impor hingga sampai di Indonesia menggunakan proses penyimpanan di suhu yang sangat rendah. Gasnya juga dikeluarkan terlebih dulu.

Untuk mencegah penguapan, apel impor ini juga dilapisi lilin dan untuk mencegah jamur, apel ini menggunakan fungisida dan menggunakan pestisida  androgenik.

Usut Dugaan Acara LGBT di Bunker Bar Jaksel, Polisi Periksa 5 Orang Saksi

"Ini bisa ganggu hormon seksual dan ini yang bikin LGBT semakin banyak. Bahayanya, juga bisa mengganggu pertumbuhan janin," terang Prof Ahmad lagi.

Dia meyakinkan, tidak ada buah impor yang bebas pestisida. Namun jika lebih banyak orang memilih buah lokal seperti apel Malang, apel ini bebas pestisida. Bahkan Prof Ahmad meyakinkan, apel Malang tidak disemprot dengan bahan-bahan kimia. "Untuk mencegah hama, biasanya buah lokal dibungkus pakai koran. Jarak tempuh pangannya juga pendek, jadi lebih segar," katanya.

Untuk itu, dia menganjurkan, agar masyarakat mulai dari sekarang lebih mencintai produk pangan lokal. Selain lebih sehat juga menguntungkan petani lokal. Dan kita, juga lebih mudah menelusuri, asal muasal dan proses tanam pangan lokal.

Terpidana pelanggar syariat islam dicambuk di Taman Sari Banda Aceh. VIVA/Dani Randi

Sampai Tumbang, Rintihan Kesakitan Pasangan Gay di Aceh Dicambuk 159 Kali

Pasangan gay yang digerebek warga di salah satu rumah kos, dihukum cambuk di Taman Sari, Banda Aceh, Kamis, 27 Februari 2025.

img_title
VIVA.co.id
27 Februari 2025
img-logo
img-logo

Bantu kami untuk memperbaiki kualitas siaran TvOne dengan mengisi survey berikut