Konsumsi Buah Impor Bisa Ganggu Hormon Seksual

Buah apel merah.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Buah-buahan impor saat ini lebih banyak dikonsumsi orang. Bentuk dan warnanya yang lebih menarik dan rasanya yang lebih manis, seringkali membuat orang lebih tergoda dan tertarik untuk mengonsumsinya daripada memilih menikmati buah lokal.

Grand Syekh Al Azhar Kecam Keras Pembukaan Kontroversial Olimpiade Paris 2024

Namun tahukah Anda, bahaya kesehatan di balik buah impor. Ahli gizi, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD yang ditemui dalam acara Jelajah Gizi 2017 bersama Nutricia menjelaskan, banyak dampak bahaya kesehatan yang mungkin terjadi jika kita lebih banyak mengonsumsi buah-buahan impor. Kata dia,bahwa mengonsumsi apel Malang akan lebih sehat jika dibandingkan mengonsumsi buah apel Washington ataupun New Zealand.

"Melihat dari proses perjalanannya hingga sampai ke Indonesia saja, apel impor butuh perjalanan yang panjang. Paling cepat sampai enam bulan. Bahkan, apel impor bisa tahan sampai dua tahun," katanya.

Wanda Hara Bakal Dilaporkan ke Polisi, Advokat Ini Singgung Ingin Beri Sanksi Tegas untuk Kaum LGBT

Ini, karena proses pengepakan apel impor hingga sampai di Indonesia menggunakan proses penyimpanan di suhu yang sangat rendah. Gasnya juga dikeluarkan terlebih dulu.

Untuk mencegah penguapan, apel impor ini juga dilapisi lilin dan untuk mencegah jamur, apel ini menggunakan fungisida dan menggunakan pestisida  androgenik.

Brigjen Mukti Ungkap Fakta Mengejutkan Poppers, Ternyata Obat Perangsang Favorit LGBT

"Ini bisa ganggu hormon seksual dan ini yang bikin LGBT semakin banyak. Bahayanya, juga bisa mengganggu pertumbuhan janin," terang Prof Ahmad lagi.

Dia meyakinkan, tidak ada buah impor yang bebas pestisida. Namun jika lebih banyak orang memilih buah lokal seperti apel Malang, apel ini bebas pestisida. Bahkan Prof Ahmad meyakinkan, apel Malang tidak disemprot dengan bahan-bahan kimia. "Untuk mencegah hama, biasanya buah lokal dibungkus pakai koran. Jarak tempuh pangannya juga pendek, jadi lebih segar," katanya.

Untuk itu, dia menganjurkan, agar masyarakat mulai dari sekarang lebih mencintai produk pangan lokal. Selain lebih sehat juga menguntungkan petani lokal. Dan kita, juga lebih mudah menelusuri, asal muasal dan proses tanam pangan lokal.

Mahasiswi yang menjadi korban penganiayaan ustazah saat melapor di Polres Lombok Barat (Satria)

Masih Ada Rasa Cinta, Ustazah di Lombok Aniaya Mahasiswi Gegara Cemburu

Seorang mahasiswi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dianiaya mantan ustazahnya karena cemburu mahasiswi tersebut memiliki kedekatan dengan dengan seorang pria.

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2024