Kenali Dampak Hormon Tambahan Usai Menopause
- Pixabay
VIVA.co.id – Menopause menjadi momen yang tidak dapat dihindari oleh kaum wanita. Meski begitu, tidak sedikit yang merasa belum siap dan akhirnya memutuskan menggunakan hormon replacement estrogen untuk tetap memberi kesuburan pada tubuhnya.
Hormon estrogen, merupakan hormon penentu kesuburan seorang wanita. Saat menopause, hormon tersebut menipis dan membuat dampak yang cukup drastis pada sebagian besar kaum wanita.
"Menopause biasanya terjadi alamiah dan bertahap dimulai dari menstruasi yang tidak rutin hingga minimnya kolagen kulit sehingga memicu keriput. Saat menopause itu, ada yang tubuhnya merasa kaget dan memicu tensi tinggi, atau migrain berat," ujar Spesialis Patologi Klinik dari RSK Dharmais, Dr. Evelina Suzanna, kepada VIVA.co.id ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta.
Di saat tubuh kaget dan membuat aktivitasnya terhambat, lanjut Evelina, dokter biasanya memberikan hormon replacement dengan bertahap dan dimonitor rutin. Tetapi, pemakaian hormon replacement estrogen, papar Evelina, banyak yang tidak berada di bawah pengawasan dokter dan untuk kecantikan semata.
"Banyak yang memakainya untuk membuat suara tetap bening, atau kolagennya tetap banyak sehingga kulit masih lentur. Tetapi, risikonya bisa kena kanker," jelasnya.
Ya, bahaya kanker bisa mengintai mereka yang menggunakan hormon replacement estrogen tanpa ada indikasi dan pengawasan dari dokter. Menurut Evelina, itu sebagai dampak dari menumpuknya hormon estrogen yang terus ditambah.
"Intinya kan tubuh sudah tidak bisa lagi menerima hormon estrogen, tetapi malah terus dipaparkan tanpa henti. Akhirnya banyak organ reseptor estrogen, seperti pada payudara, yang berisiko tinggi kena dampaknya."