Sering Makan Seblak Picu Usus Buntu? Ini Kata Ahli Gizi

Seblak.
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA.co.id – Beredar kisah viral mengenai kasus seorang anak yang mengonsumsi seblak hingga memicu gangguan kesehatan. Makanan khas Indonesia itu disebut-sebut membuat sang anak menderita usus buntu.

Netizen Soroti Reino Barack yang Pertama Kali Makan Seblak dan Pakai Sumpit

Soal kabar tersebut, ahli gizi, Prof Hardinsyah angkat bicara. Menurutnya, mengonsumsi seblak tak akan menyebabkan usus buntu.

"Seblak itu kandungannya sama seperti kerupuk basah, enggak mungkin bisa sebabkan usus buntu. Sudah hal yang biasa kan makan kerupuk lalu diberi kuah dan menjadi basah kenyal," ujar dia kepada VIVA.co.id, Rabu, 11 Oktober 2017.

Biasa Makan Mewah, Begini Respon Irwan Mussry dan Reino Barack Pertama Kali Icip Seblak: Vibesnya Review Menu Bintang 5

Seblak merupakan makanan tradisional yang memiliki tekstur kenyal. Seblak sendiri sudah banyak digemari oleh masyarakat Indonesia mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Kendati demikian, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menuturkan, bahaya bisa terjadi ketika mengonsumsi seblak yang kandungan di dalamnya terdapat pengenyal tambahan. Salah satu kandungan yang berbahaya adalah boraks.

Terlalu Banyak Makan Seblak dan Bakso, Krisjiana Baharudin Alami Pembengkakan Hati

"Kalau seblak ada boraksnya, itu yang bahaya. Tapi, boraks memang bahaya untuk semua makanan karena usus sulit mencernanya," kata dia.

Namun boraks juga bukan menjadi faktor utama pemicu usus buntu. Sebab, infeksi yang berlangsung cukup lama dalam usus yang bisa memicu usus buntu.

"Usus buntu enggak terjadi dalam waktu sesaat, boraks juga hanya sebagai faktor risiko yang meningkatkan kasusnya. Harus mengalami infeksi yang cukup lama dulu, baru bisa alami usus buntu. Jadi, di kasus yang viral itu, lihat juga anaknya suka makan apa saja yang berakibat pada usus buntu," tutur dia.

Makanan: Seblak ceker

Hampir 9 Ribu Remaja di Karawang Anemia, Benarkah Gegara Seblak? Begini Kata Dokter

Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang di akhir 2024 lalu melakukan skrining pada 33.106 remaja putri dan menemukan sebanyak 8.861 dari mereka menderita anemia.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025