Genetik Berperan Besar Picu Alzheimer?
- pixabay/Miguel L Perez
VIVA.co.id – Penyakit genetik atau keturunan, memang sesuatu yang sulit dihindari. Begitu pula dengan alzheimer, di mana genetik turut berperan sebagai faktor risiko peningkatan angka kasusnya.
Alzheimer yang diturunkan oleh keluarga, sama halnya dengan penyakit lain, sulit untuk dicegah. Namun, penyakit alzheimer sendiri sebenarnya tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh genetik atau keturunan.
"Dalam edukasi pada masyarakat, genetik taruh di paling bawah. Dalam kasus alzheimer, genetik enggak akan terjadi seperti talasemia yang sulit dihindari," ujar Pakar Neurologi sekaligus Advisor Alzheimer's Indonesia dr. Yuda Turana, kepada VIVA.co.id ditemui di kawasan Semanggi, Jakarta.
Yudha menegaskan, genetik penyakit alzheimer masih dapat dimodifikasi. Artinya, dengan pola hidup lebih baik, genetik terkait alzheimer ini dapat dihindari.
"Bisa saja prevalensi alzheimer dari genetik itu lima persen, tapi salahkan gaya hidup lebih dulu yang sebenarnya bisa dimodifikasi. Saat tahu ada genetik alzheimer, ubah risiko tinggi itu dengan hindari merokok dan rajin olahraga," papar Yudha.
Sejalan dengan itu, Kasubdit Keswa Dewasa dan Lansia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Edduwar Riyadi SpKJ., juga membenarkan bahwa kasus genetik sangat jarang terjadi. Terlebih, genetik pada alzheimer dapat dihindari dengan pola hidup yang aktif.
"Ada memang yang kena alzheimer di usia 22 tahun karena genetik, tapi kasusnya sangat jarang. Kurangi faktor  risiko alzheimer bisa dengan olahraga, di mana 30 persen risiko alzheimer bisa dikurangi dengan konsisten olahraga 150 menit per minggu," papar Edduwar.