Sering Tak Masuk Kerja, Tanda Ada Masalah Kesehatan Jiwa
VIVA.co.id – Stres yang berujung pada depresi di tempat kerja menjadi salah satu penyebab hilangnya produktivitas karyawan. Tentu ini juga akan berdampak pada kehilangan ekonomi yang besar, tidak hanya bagi perusahaan, tapi juga keluarga pekerja.
Psikiater dr. Eka Viora, SpKJ mengatakan, secara global ada 300 juta orang yang mengalami depresi. Pengangguran menjadi salah satu penyebab tertinggi masalah kesehatan jiwa. Meski begitu, bekerja pun bisa menimbulkan masalah kesehatan jiwa bila lingkungan kerja buruk.
"Sering di-bully, tidak diberi pekerjaan oleh atasan karena kompetensinya rendah, bisa menyebabkan pekerja suka tidak masuk atau meninggalkan meja kerja untuk merokok, produktivitas pun hilang," kata Eka kepada VIVA.co.id di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan.
Eka melanjutkan, penyebab masalah kesehatan jiwa di tempat kerja umumnya akibat beban kerja berlebih atau kerja menumpuk, serta tuntutan pencapaian target. Penyebab ini mencapai angka 34,1 persen.
Selain itu, jam kerja yang panjang menjadi penyebab 29,3 persen masalah kesehatan jiwa. Penyebab lainnya adalah rendahnya tingkat moral di tempat kerja seperti masalah perundungan.
Eka menuturkan, akibat stres di tempat kerja bisa berpengaruh pada berbagai aspek. Pertama adalah emosional di mana pekerja akan mengalami panik, marah, dan mudah tersinggung.
"Pengaruh fisik akan mengalami hipertensi, diabetes, dan gangguan makan," tuturnya.
Kemudian pada perilaku, di mana kinerja pekerja akan menurun, menjadi agresif seperti mudah marah dan menyerang, ada interpersonal konflik di dalam diri pekerja yang menyebabkan dia menjadi tidak percaya diri dan tidak berguna atau berdaya.
Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dan menurunnya produktivitas. Kemudian integritas moral pekerja menjadi rendah, serta loyalitas dan komitmennya pada pekerjaan akan menurun. Perusahaan juga akan mengalami dampak seperti klaim asuransi yang meningkat karena pekerja sering sakit.
"Masalah kesehatan jiwa juga bisa berdampak pada masalah hukum. Bisa juga menyebabkan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, hingga ke penyalahgunaan obat-obatan," lanjut Eka.