Waspada, Kebiasaan Sepele Ini Picu Panas Dalam

Ilustrasi sakit tenggorokan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Panas dalam dapat disebabkan karena kekurangan vitamin C, kekurangan serat, kekurangan cairan tubuh (dehidrasi), konsumsi makanan yang bersifat panas dan berlemak seperti gorengan, hingga disebabkan oleh perubahan cuaca.

Viral 2 Matahari Muncul Bersamaan di Mentawai, Ini Kata Ahli

Gejala panas dalam sendiri seringkali timbul di saat perubahan cuaca ekstrem terjadi. Hal ini sering  dianggap sepele, dan tanpa disadari memicu timbulnya gejala seperti gangguan pada mulut seperti seriawan, bibir pecah-pecah, bau mulut, sembelit, sakit tenggorokan hingga badan meriang.

Diakui oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Laurentius Aswin Pramono, perubahan cuaca atau saat pancaroba, membuat tubuh harus mampu beradaptasi dengan kondisi itu. Sayangnya, banyak kebiasaan kecil yang dianggap sepele, tapi mampu memicu serangan panas dalam.

Catat Ramuan Herbal Atasi Perut Kembung dan Panas Dalam

"Main hujan-hujanan atau main air dalam waktu lama, itu bisa menurunkan imunitas tubuh. Di situ yang akhirnya menyebabkan panas dalam gampang menyerang," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid kepada VIVA.co.id di kawasan Gondangdia, Jakarta.

Selain itu, seringnya beraktivitas di saat suhu panas yang ekstrem, juga dapat membuat daya tahan tubuh menurun. Serta, mengendarai motor tanpa memakai pakaian yang tebal dan melindungi tubuh.

Buka Puasa Langsung Makan Gorengan Bisa Bikin Panas Dalam, Begini Anjuran Dokter

"Kalau naik motor, biasanya suka lupa pakai jaket tebal, padahal itu penting untuk menjaga imunitas tubuh tetap stabil," kata dia.

Kebiasaan lainnya yang juga cenderung dilupakan yaitu konsumsi makanan yang kurang bergizi. Dilanjutkan Aswin, seringnya masyarakat mengonsumsi makanan dengan pengawet yang tinggi serta bumbu penyedap rasa yang cukup banyak.

"Makan-makanan instan yang ada pengawet serta msg sehingga memperburuk kondisi tenggorokan. Hal sepele seperti itu yang sebenarnya bisa dicegah agar imunitas tetap baik sehingga gejala panas dalam bisa dihindari," jelasnya.

Penyakit Demam Berdarah di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024.

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Angka kasus demam berdarah di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan hingga Kamis sore 28 Maret 2024 tercatat sudah ada 390 kematian

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024