Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian Nomor Satu Dunia
- Pixabay/ HansMartinPaul
VIVA.co.id – Meskipun tingkat kesadaran akan penyakit jantung semakin meningkat, kita masih dikejutkan akan kenyataan bahwa faktanya penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu secara global.
Diperkirakan, lebih dari 17,5 juta orang meninggal, karena penyakit kardiovaskular di 2015, mewakili 31 persen dari kematian global.
Di dunia, penyakit jantung tidak hanya menyerang kelompok lansia, tetapi juga menjadi penyebab kematian satu dari 10 orang yang berusia 30 – 70 tahun. Sebagian, karena gaya hidup modern yang banyak mengonsumsi makanan tinggi kalsium, lemak, gula, dan garam. Hal ini berkontribusi pada faktor risiko utama penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, kenaikan gula darah, peningkatan lemak darah, dan obesitas.
"Selama satu abad terakhir, meningkatnya pemakaian tembakau, bersamaan dengan perubahan besar pada pola makan dan aktivitas fisik kita telah berkontribusi pada epidemi penyakit kardiovaskular yang merupakan pembunuh terbesar di dunia. Gaya hidup yang tidak sehat adalah penyebab utama serangan jantung dan stroke," ujar Profesor David Wood, Presiden World Heart Federation, dikutip dari rilis Philips, yang diterima VIVA.co.id pada Senin 2 Oktober 2017.
Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, atau World Healt Organization (WHO), 39 persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas sekarang memiliki kelebihan berat badan dan 13 persen mengalami obesitas. Namun, perubahan perilaku sederhana seperti makan lebih banyak makanan segar, dan memegang kendali atas kesehatan kita sendiri, dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
"Jika pemakaian tembakau dihilangkan, konsumsi makanan sehat dan beraktivitas fisik secara aktif akan sangat membantu masyarakat untuk hidup lebih lama, lebih baik, dan jantung lebih sehat. Mengurangi makanan berlemak, meningkatkan asupan buah dan sayuran dan mengurangi makanan dan minuman olahan, kemasan dan bergula, merupakan salah satu langkah sederhana untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke," kata David.
Penelitian yang dilakukan oleh Philips juga menemukan, 80 persen orang masih belum mengonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang direkomendasikan per harinya. Namun, itu sesuatu yang menjadi semakin sulit dengan gaya hidup yang sibuk.
"Dengan alat memasak dan mengolah makanan yang praktis, kami ingin agar semakin banyak orang yang menikmati kesehatan yang diperoleh dari makanan rumah sehat dan bergizi yang dapat mengurangi risiko kelebihan berat badan atau obesitas dan penyakit jantung,” kata Yongky Setiawan, Head of Personal Health, Philips Indonesia. (asp)