Curhat Masalah Rumah Tangga juga Ada Aturannya
- Pixabay/pexels
VIVA.co.id – Orang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam rumah tangga. Setiap hubungan suami istri, tentu ada masanya, di mana terjadi konflik yang sulit untuk dihadapi sendirian. Berbagi cerita kepada orang terdekat pun menjadi salah satu cara mengurangi beban tersebut.
Tetapi, perlu diingat bahwa tak semua masalah yang Anda hadapi dalam rumah tangga bisa diceritakan ke orang lain. Menurut Psikolog Angesty Putri, ada dua tujuan ketika seseorang bercerita atau curhat kepada orang lain.
"Pertama, karena ingin meredakan emosi atau dirinya, karena habis berantem dengan pasangan. Kedua, untuk tujuan konsultasi, bukan hanya kepada profesional, tetapi ingin meminta pendapat dari orang yang sudah pengalaman, misalnya kepada kakak," ujar psikolog yang akrab disapa Anes kepada VIVA.co.id.
Dua tujuan utama inilah, tambah Anes, yang harus menjadi pertimbangan ketika Anda hendak 'curhat' masalah rumah tangga ke orang luar. Baik itu sahabat, atau saudara kandung.
Jika cerita yang keluar karena terbawa emosi, tercetus begitu saja tanpa diketahui tujuan Anda menceritakan masalah itu, maka Anda harus mewaspadainya. Batasi pula, apa yang Anda ceritakan, karena jika cerita yang keluar karena emosi akan ditanggapi berbeda oleh orang yang mendengarnya.
"Pastikan kalau mau cerita itu ada tujuan yang jelas, bukan karena iseng, keceplos saja, malah cerita itu jadi enggak berguna," lanjut Anes.
Kemudian, pastikan pula bahwa orang yang ingin Anda ceritakan adalah orang yang tepat. Misalnya, jika tujuan Anda ingin menenangkan atau meredakan emosi, bisa dengan sahabat yang Anda percaya tidak akan membocorkan masalah Anda.
Atau, jika hubungan Anda dekat dengan saudara kandung seperti kakak atau adik, bisa juga bercerita ke mereka. Jangan asal bercerita kepada orang lain, meskipun dia adalah keluarga, tetapi jika tidak terlalu dekat juga tidak tepat.
Berbeda bila tujuan Anda adalah mencari informasi, atau pendapat mereka yang sudah pengalaman. Tidak masalah, jika Anda meminta pendapat dari paman, atau bibi yang memang sudah pengalaman dengan masalah yang sama sebelumnya. Tetapi, ingat batasi juga informasi yang Anda bagi kepada mereka.