Anak yang Melewatkan Sarapan Bisa Kekurangan Gizi

Ilustrasi pola makan anak
Sumber :
  • Pixabay/heikeschuchert

VIVA.co.id – Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan, anak-anak yang tidak sarapan secara teratur cenderung tidak memenuhi nutrisi yang cukup, antara lain zat besi, kalsium, yodium dan folat. Para peneliti mengungkap hal itu akan jauh berbeda dengan anak-anak yang selalu sarapan setiap hari.

Ibu Hebat! Begini Cara Nagita Slavina Jaga Kesehatan Anak Tanpa Ribet Obat-obatan"

"Sebagian besar anak-anak yang sarapan memenuhi asupan nutrisi mikronutrien mereka, dibandingkan dengan yang melewatkan sarapan," kata Peneliti Gerfa Pot dan Janine Coulthard dari Kings College London seperti yang dikutip dari Reuters, Minggu 27 Agustus 2017.

"Temuan ini menunjukkan bahwa sarapan dapat memainkan peran penting dalam memastikan bahwa anak mengonsumsi cukup banyak nutrisi mikronutrien," kata Pot dan Coulthard dalam wawancara melalui e-mail.

YLKI: Penundaan Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Ancam Kesehatan Anak Bangsa

Anak-anak yang lebih dewasa cenderung melewatkan sarapan, namun dampak kekurangan gizi akan lebih terasa kepada mereka yang lebih muda.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa meskipun proporsi anak-anak usia empat sampai 10 tahun yang lebih rendah melewatkan sarapan secara teratur dibandingkan dengan anak-anak berusia 11 sampai 18 tahun,” ujar Pot.

Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

Perbedaan yang lebih besar pada asupan mikronutrien terlihat pada kelompok usia muda ketika membandingkan hari, ketika mereka makan sarapan atau tidak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa kelompok usia muda ini makan sarapan yang sehat, baik di rumah atau di tempat lain.

Periset memeriksa buku harian makanan empat hari untuk hampir 1.700 anak-anak berusia empat sampai 18 tahun. Informasi tersebut diambil dari survei diet dan nutrisi tahunan nasional antara tahun 2008 dan 2012.

Sarapan didefinisikan sebagai aktifitas untuk mengonsumsi lebih dari 100 kalori antara pukul enam dan sembilan pagi.

Secara keseluruhan, sekitar 31 persen anak-anak sarapan setiap hari, 17 persen tidak pernah sarapan, dan sisanya memakannya beberapa hari dan melewatkannya dengan hal lain. Para peneliti juga membandingkan perbedaan asupan nutrisi oleh anak yang sama pada hari yang berbeda.

Tim menemukan bahwa 6,5 persen anak-anak berusia empat sampai 10 tahun melewatkan sarapan setiap hari, dibandingkan dengan hampir 27 persen anak usia 11 sampai 18 tahun.

Anak perempuan cenderung melewatkan sarapan

Anak perempuan lebih cenderung melewatkan sarapan daripada anak laki-laki, dan pendapatan rumah tangga cenderung lebih tinggi untuk keluarga anak-anak yang sarapan setiap hari.

Lebih dari 30 persen anak-anak yang melewatkan sarapan tidak mendapatkan cukup zat besi di siang hari, dibandingkan dengan kurang dari lima persen anak-anak yang sarapan. Temuan ini dilaporkan para peneliti dalam British Journal of Nutrition.

Sekitar 20 persen yang melewatkan sarapan mengalami rendah kalsium dan yodium, dibandingkan dengan sekitar tiga persen anak-anak yang sarapan. Sementara sekitar tujuh persen anak yang melewatkan sarapan mengalami rendah folat, dibandingkan dengan rutin sarapan.

Memastikan anak-anak sarapan tampak lebih sulit dalam kelompok usia yang lebih tua, yang mungkin kurang menerima pengawasan orangtua, kata Pot dan Coulthard.

"Salah satu taktiknya adalah membuat anak-anak terlibat dalam sarapan bahkan mungkin menyiapkan sesuatu malam sebelumnya jika waktunya singkat di pagi hari."

Para penulis mencatat ada banyak ide resep sehat, sederhana dan lezat yang tersedia di media sosial yang dapat dipilih anak-anak. Anak-anak bahkan mungkin ingin posting gambar kreasi mereka secara online. (one)

media gathering D Family Festive PT Kalbe Farma

Anak yang Kekurangan Vitamin D3 Berisiko Tinggi Mengalami Stunting

Vitamin D3 bukan hanya diperuntukkan bagi anak-anak tapi juga remaja, orang dewasa, hingga para lansia.

img_title
VIVA.co.id
8 September 2024