Wanita Hamil Hirup Polusi Picu Bayi Lahir ADHD, Benarkah?

Wanita hamil.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Pengguna kendaraan bermotor yang meningkat memengaruhi meningkatnya polusi udara, terutama di Ibu Kota dan daerah padat penduduk.

Viral Netizen Keluhkan Polusi Udara Jakarta yang Kian Memburuk, Kesehatan Warga Jadi Taruhan

Polusi udara kemudian juga dikaitkan dengan menurunnya kondisi kesehatan seseorang, dan agen penularan penyakit. Bagi ibu hamil yang wajib menjaga kondisi kesehatannya, polusi udara kerap menjadi momok menakutkan.

Bahkan ibu hamil yang sering terpapar polusi udara cenderung akan melahirkan bayi dengan kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau yang dikenal dengan anak hiperaktif atau autisme.

Ridwan Kamil Janji Bereskan Masalah Polusi Udara di Jakarta, Ini Jurusnya

Menjawab hal tersebut, Chief of Medical Halodoc, Irwan Heriyanto, mengungkapkan bahwa zat polutan yang terhirup pada ibu hamil tentu memiliki dampak negatif bagi kandungan.

"Tergantung seberapa besar yang dihirup. Apalagi karbon monoksidanya, jangankan ibu hamil, kita saja kalau kena karbon monoksida bisa meninggal," kata Irwan kepada VIVA.co.id di Jakarta.

Ridwan Kamil Jelaskan 12 Jurus Atasi Polusi di Jakarta

Namun ia mengatakan bahwa untuk mengetahui dampak lebih lanjut terhadap ADHD, membutuhkan penelitian lebih lanjut. 

Menurutnya, risiko autisme anak terhadap hal itu tidak bisa dihubungkan secara langsung. Itu pun harus dilihat dari seberapa luas atau banyak sang ibu menghirup kandungan asap saat sedang mengandung.

"Enggak bisa dihubungkan secara langsung seperti itu karena luas, tergantung seberapa luas yang dihirupnya saja," ujarnya.

Tak hanya bagi ibu hamil saja, menurutnya, dampak dari polusi ini juga sangat berpengaruh pada manusia. Bahkan, dari kandungan asap berupa karbon monoksida yang jika dihirup manusia bisa berakibat kematian. (ase)

Ilustrasi lari.

Olahraga Lari saat Polusi Udara Buruk Bukan Ide Bagus, Begini Bahayanya bagi Kesehatan

Ketika seseorang berolahraga di tengah polusi, frekuensi napas meningkat sehingga memungkinkan lebih banyak partikel polusi masuk ke tubuh.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024