Sepelekan Sesak Napas, Banyak Remaja Terdiagnosis Asma Akut
- Pixabay/pexels
VIVA.co.id – Penyakit asma masih sering diremehkan. Padahal, menurut data World Life Expectancy, di Indonesia penyakit asma menempati 20 besar dalam peringkat penyakit mematikan, tepatnya berada di peringkat ke 13.
Dr Karen J Atkin, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, juga memaparkan, di Indonesia sedikitnya ada 11 juta masyarakat yang terkena asma. Hal yang lebih memprihatinkan ialah bahwa hampir setengahnya yang mampu terdiagnosis dengan baik.
"Hanya sekitar 54 yang terdiagnosis, jadi dari sekitar 5 juta tadi hanya 30 persennya yang terkontrol," ungkap Karen saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin 14 Agustus 2017.
Padahal, lanjut Karen diagnosis awal yang baik dan tepat, sangat penting untuk menentukan langkah perawatan yang relevan dan efektif untuk para pasien.
"Ini sangat penting sekali karena mereka sering mengalami batuk dan kesakitan bernapas dan juga ada orang desa yang tidak mengetahui hal itu," kata Karen.
Di samping itu, dr Andi Marsali Head of Medical AstraZeneca sendiri juga mengatakan, kendala dari minimnya diagnosis, ialah karena ketidaktahuan orangtua atau masyarakat umum.
Karen juga melanjutkan, bahwa dalam hal asma, banyak kasus di mana pasien datang ke Unit Gawat Darurat dalam kondisi sesak napas dan dia terdiagnosis asma akut.
"Jadi kami ingin sangat bekerjasama untuk mencegah penyakit asma itu," kata dia.
Dalam perjanjiannya dengan Kementerian Kesehatan lewat program bernama Healthy Lung, Karen mengatakan bahwa perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah dalam hal diagnosis dan terapi penyakit asma.