Dapatkah Probiotik Bantu Atasi Multiple Sclerosis?
- Pixabay
VIVA.co.id – Memecahkan penelitian yang sebelumnya, penelitian yang dilakukan Mayo Clinic berhasil mengungkap bahwa mikroba usus yang berpotensi mengobati penyakit autoimun, termasuk multiple sclerosis.Â
Temuan menarik yang dipublikasikan lewat jurnal Cell Reports berhasil menyangkal pendapat penelitian sebelumnya bahwa penyakit autoimun belum dapat disembuhkan.
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang myelin - yaitu lapisan lilin pada saraf.Â
Myelin memainkan sejumlah peran, termasuk melindungi saraf dan mempercepat transmisi. Tanpa myelin, komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu secara signifikan.
Dilansir laman Medical News Today, gejala penyakit ini meliputi kondisi mati rasa atau kelemahan total pada tubuh, penglihatan buram dan bercabang ganda, ucapan yang tidak jelas atau meracau, tidak mampu berkoordinasi, kesulitan berjalan, dan yang terparah adalah kelumpuhan.
Gejala yang datang dikatakan lebih lanjut  cenderung pasang surut. Lebih buruk saat menyerang, lalu mereda.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa tidak ada obat untuk MS, yang bisa dilakukan adalah hanya melakukan perawatan yang bertujuan untuk mempercepat pemulihan dari serangan, mengatasi gejala, dan memperlambat perkembangan penyakit.
Bakteri usus diklaim bisa mengatasi MS
Usus manusia adalah rumah bagi sejumlah besar mikroorganisme. Sebenarnya, periset percaya bahwa ada banyak bakteri dalam pencernaan kita, dan beberapa sel penting di dalam tubuh. Namun, seiring waktu parasit mikroskopis tersebut berperan menjadi bagian vital dari fungsi normal tubuh. Sementara itu, sel-sel tersebut berangsur 'gugur' dan dilepaskan jika tubuh menderita sakit.
Di lain sisi, penyakit autoimun mulai menjadi masalah di negara maju, oleh karena itu mereka banyak penelitian di beberapa tahun terakhir yang mencoba memanfaatkan bakteri usus.
Meski demikian, bakteri usus pada beberapa orang yang tinggal di negara maju tidak bekerja optimal bagi proses penyembuhan hal itu dikarenakan, berkurangnya paparan parasit, diet Barat, atau peningkatan penggunaan antibiotik.
Karena MS ditandai oleh serangan kekebalan inflamasi pada myelin, para periset bertanya-tanya apakah mengubah mikrobioma dapat memengaruhi perkembangan penyakit. Mungkinkah mengenalkan bakteri lain, atau probiotik, yang bisa mengubah mikroba mampu memperbaiki gejala MS?
Untuk menjawab pertanyaan ini, sekelompok peneliti dari Mayo Clinic yang berbasis di Rochester, menyelidiki tiga jenis mikroba. Mereka membudidayakan bakteri dari usus manusia dan mengujinya pada tikus.
Dari tiga jenis bakteri, yang dikenal sebagai Prevotella histicola secara efektif menghambat munculnya MS pada tikus. Lebih lanjut bakteri tersebut mampu meningkatkan jenis sel tertentu yang membantu melawan penyakit, termasuk sel dendritik, sel T, dan sejenis makrofag.Â
"Ini adalah penemuan awal tapi sebuah jalan yang memiliki studi lebih lanjut. Jika kita dapat menggunakan mikroba yang ada di tubuh manusia untuk mengobati penyakit manusia di luar usus sendiri, kita mungkin memasuki era baru kedokteran," ujar peneliti senior Dr. Joseph Murray