Awas, Ada Bahan Liquid Vape yang Belum Teridentifikasi
- REUTERS/Christian Hartmann
VIVA.co.id – Penggunaan vape atau rokok elektronik sebagai pengganti rokok konvensional masih menuai perdebatan. Dalam beberapa kasus, bahkan ditemui alat vape meledak dan menyebabkan terluka.
Bahkan, sebuah penelitian terbaru yang telah dilakukan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) juga menemukan tujuh dari sembilan liquid atau cairan yang digunakan dalam vape terbuat dari bahan yang belum terindentifikasi.
"Jadi dari sembilan e-liquid yang kami dapat dari toko e-liquid di sekitar kota Bandung, setelah dipanaskan dengan alat rokok elektronik ternyata menghasilkan komponen baru atau terdegradasi yang belum kami ketahui atau identifikasi," ucap Amaliya, peneliti dari YPKP saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Agustus 2017.
Padahal, menurut Amaliya, kesembilan produsen liquid tersebut mencantumkan label yang menyebutkan menggunakan bahan-bahan food grade.
"Jadi yang tercantum di kemasan itu mereka menyebut mempergunakan bahan-bahan food grade yang secara teratogenik-mutagenik-genotoksik dan tidak membahayakan," ujar Amaliya.
Oleh karena itu, Amaliya meminta pemerintah atau secara khusus Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk menguji dan melakukan standarisasi terhadap kandungan dalam liquid yang kerap digunakan di rokok elektronik.
"Itu yang harus diperiksa oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Kalau ada yang menjual, (itu) liquid food grade atau bukan. Jangan-jangan apa saja yang dimasukkan asal saja," kata Amaliya.
Penelitian ini sendiri dilakukan di kota Bandung dengan mengambil sembilan sampel dari sejumlah toko di kota Bandung. Adapun harga liquid yang dijadikan sampel berkisar antara Rp45 ribu hingga Rp600 ribu per botol.