Tidak Punya Jalinan Pertemanan Berisiko Sakit Jantung
- Pixabay/Foundry
VIVA.co.id – Jangan hanya jadi 'penikmat sosial', keluarlah dan jalin pertemanan yang sebenarnya agar bisa panjang umur dan hidup lebih sehat.
Dan, jangan berpikir untuk mencari simpati di dunia maya dengan sering membagikan kehidupan pribadi Anda, karena ini tidak dianggap sebagai pertemanan yang nyata.
Bahkan, dilansir laman Times of India, kebiasaan di atas hanya akan memberikan dampak buruk pada kesehatan mental Anda, demikian para ahli mengatakan.
Dan yang diperlukan adalah lingkaran pertemanan yang tulus di dunia nyata, daripada sekadar 'like' dan 'comment' di media sosial. Alasannya, untuk hidup lebih sehat dan panjang umur.
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang memiliki risiko yang tinggi mengalami sakit jantung, jika ia tidak memiliki ikatan pertemanan atau kekeluargaan yang kuat.
"Dahulu, isolasi dianggap sebagai bentuk hukuman paling buruk, dan masih demikian hingga sekarang," kata psikolog Ekta Soni.
Dia menambahkan, kita harus memiliki seseorang untuk berbagi dan melampiaskan pikiran kita setiap hari. Kesepian bisa sama bahayanya dengan merokok pada orang yang sehat.
Menghabiskan waktu bersama teman bisa menurunkan tekanan darah, mengurangi peradangan, yang dampaknya, bisa menurunkan kemungkinan terkena stroke.
Keluar makan bersama dengan teman, menonton film dengan pasangan, atau menjaga cucu, bukanlah sekadar aktivitas menyenangkan yang Anda lakukan setiap hari. Tapi, menurut riset ilmiah, kegiatan ini juga penting bagi kesehatan.
Keterikatan sosial dikaitkan dengan sistem imun yang kuat, terutama pada orang tua. Ini artinya Anda bisa melawan penyakit seperti demam, flu, bahkan kanker.
Mungkin ada beberapa di antara Anda yang menganggap bersosialisasi adalah aktivitas yang melelahkan mental, tapi sosialisasi sebenarnya bisa menguatkan emosi seseorang dalam jangka panjang.
Aktivitas sosial apapun yang melibatkan otak Anda dan membuatnya tetap aktif, baik bagi Anda. Beberapa penelitian menunjukkan bagaimana orang yang terhubung dengan orang lain, memiliki kinerja kognitif yang lebih baik dalam tes dan kemungkinan kecil mengalami demensia.