Inovasi Gula Kayu, Rendah Kalori dan Perkuat Sistem Imun
- Pixabay/moritz320
VIVA.co.id – Asupan gula berlebih pada tubuh, memicu hadirnya masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Sayangnya, asupan gula sendiri masih sulit untuk dihilangkan dari kebiasaan makan sehari-hari.
Gula biasanya ditemukan pada buah dan sayur. Di samping itu, gula tambahan juga dibutuhkan untuk menjadi kalori tambahan. Namun, konsumsi gula tersebut, wajib dibatasi agar terhindar dari masalah kesehatan.
"Permenkes 2013, merekomendasikan konsumsi gula tidak melebihi 50 gram (5 sendok makan) per harinya untuk kurangi diabetes. Sebagai konsumen, harus pintar memilah produk pemanis yang sesuai kebutuhan asupan kalori," ujar pakar gizi, Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc., dalam seminar media Tepatkah Konsumsi Gula Anda? di The Akmani Hotel, Jakarta, Senin 7 Agustus 2017.
Pada kesempatan yang sama, medical scientist, biochemist, nutrionist dan pendiri noguchi medical research institute, Tokyo, Dr. Yoshihisa Asano, PhD, DPH menjelaskan, bahwa asupan gizi yang seimbang, dibutuhkan dalam mencegah obesitas. Menurutnya, salah satu cara tepat dalam mengonsumsi gizi yaitu memperhatikan pilihan gulanya. Ia menganjurkan jenis gula kayu.
"Gula kayu merupakan jenis gula baru yang mengandung xylosa, yang mampu menekan kadar glukosa dalam tubuh menjadi lebih rendah. Gula kayu ini dapat diperoleh dari ekstrak kulit kelapa, batang bambu, dan bonggol jagung," ujar Asano.
Gula kayu ini, lanjut Asano, dapat masuk ke tubuh tanpa diserap bahan kimianya. Sehingga, xylosa itu akan keluar melalui urin dalam bentuk yang sama. Di mana, tugasnya hanya memberi energi pada tubuh dan memberi rasa manis pada lidah.
"Selain itu, gula kayu juga mengandung prebiotik, yakni menstimulasi pertumbuhan bakteri baik di dalam sistem pencernaan. Nah, 60 persen imun tubuh itu berpusat di sistem pencernaan. Dengan menjaga bakteri baik ini, secara tidak langsung menghambat penyakit." (mus)