Imunisasi MR Tak Efektif untuk Anak di Bawah 1 Tahun
- Pixabay/Ann_San
VIVA.co.id – Pemerintah kini tengah gencar mengampanyekan imunisasi measles rubella atau imunisasi MR (campak rubella). Kampanye ini dimulai dengan program imunisasi serentak di sekolah-sekolah di Pulau Jawa pada Agustus mendatang.
Dr. dr. Toto Wishnu Hendrarto, SpA(K), DTM&H menjelaskan bahwa MR harus dicegah sedini mungkin karena kedua penyakit ini disebabkan oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus hingga saat ini belum memiliki obat yang efektif, dan cara paling tepat adalah dengan mencegah jangan sampai terkena penyakit.
Measles atau campak, sudah masuk ke dalam program imunisasi nasional. Sementara rubella belum. Jadi, kesempatan yang diberikan pemerintah ini harus digunakan sebaik mungkin oleh masyarakat.
"Pejamu (host) rubella dan campak adalah manusia, jadi kalau manusianya bisa dikontrol, penyakit ini bisa dieliminasi. Terutama penting pada rubella, karena kalau rubella ada penularan vertikal," ujar Toto di Jakarta saat ditemui VIVA.co.id baru-baru ini.
Karena tidak ada obat yang efektif, saat rubella menginfeksi, dia akan masuk ke dalam sel. Virus ini bisa menetap di salam sel, sehingga suatu saat bisa terjadi reaktivasi virus. Karenanya, sangat penting dicegah agar virus ini jangan sampai masuk ke tubuh, terutama pada anak perempuan.
Langkah intervensi yang bisa dilakukan adalah dengan pencegahan sedini mungkin. Jika anak perempuan terkena, pada suatu saat dia hamil dan terjadi reaktivasi virus, dia bisa terkena sindrom rubella kongenital.
"Sindrom rubella kongenital kalau sampai ke liver bisa terjadi gangguan fungsi hati. Kemudian bisa terjadi perdarahan, atau gangguan pembekuan darah hingga bisa menyebabkan meninggal karena perdarahan," ujar Toto.
Selain itu, sindrom rubella kongenital juga bisa menyebabkan kelainan jantung, gangguan saraf, kepala kecil seperti pada zika atau disebut mikrosefali.
Itulah sebabnya, transmisi vertikal rubella dari ibu hamil ini harus dicegah sedini mungkin. Tapi, bukan dari ibu hamil saja, melainkan mencegah dari awalnya.
"Di negara maju, sudah menambahkan rubella ke dalam program imunisasi yang dimulai usia 1 tahun," imbuh Toto.
Imunisasi ini tidak efektif diberikan anak di bawah usia 1 tahun karena mereka masih memiliki perlindungan antibodi yang didapatkan dari ibu terhadap rubella dan campak. Kalau diberikan di bawah 1 tahun, di saat antibodi masih tinggi, maka imunisasi bisa netral sehingga perlindungan tidak efektif.
"Di Indonesia, rubella belum masuk program nasional, dan campak diberikan mulai usia 9 bulan. Batas 9 bulan merupakan poin di mana tingkat antibodi ibu di bayi mulai menurun. Jadi, ketika diberikan imunisasi akan meningkatkan antibodi," kata Toto.