Hati-hati, Keluhan Ini Bisa Jadi Gejala Gagal Jantung
- Pixabay
VIVA.co.id – Jangan pernah meremehkan penyakit jantung, apalagi gagal jantung. Prevalensinya bervariasi, antara 3 sampai 20 per 1.000 penduduk di Indonesia. Meskipun pada orang yang berusia di atas 65 tahun, prevalensi gagal jantung rata-rata berkisar antara 100 sampai 1.000 orang.
Menurut Riskesdas 2013 yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi gagal jantung di Indonesia adalah 0,13 persen atau sekitar 229.696 orang berdasarkan diagnosis dokter, namun, terdapat 530.068 pasien atau 0,3 persen dengan diagnosa yang berdasarkan gejala.
Awalnya, gejala penyakit jantung belum dapat terlalu dirasakan. Untuk sementara, jantung dan tubuh bisa mengatasi gagal jantung dengan memompa lebih banyak darah dengan kecepatannya, yang disebut dengan kompensasi. Seiring dengan hal tersebut, jantung akan mulai berjuang memompa cukup banyak darah ke tubuh dan gejala pun akan mulai muncul.
Gejala ini bisa memburuk atau berubah jika gagal jantung bertambah parah. Pada tahap awal, tubuh akan merasa lelah dengan mudah, kehabisan napas saat beraktivitas menggunakan tangan, jantung terasa berdebar lebih kencang atau berdebar-debar (palpitasi) dan merasa lemah atau pusing. Demikian menurut rilis yang diterima VIVA.co.id, Minggu, 30 Juli 2017.
Saat gagal jantung bertambah parah, cairan mulai terbentuk di paru-paru dan di bagian tubuh lainnya. Hal tersebut pu bisa menyebabkan penderita merasa sesak napas meski saat beristirahat, mengalami pembengkakan (edema) terutama di kaki dan pergelangan tangan serta kaki, merasa tubuh bertambah berat, batuk atau sesak napas terutama saat berbaring, perlu buang air kecil lebih banyak di malam hari dan perut terasa kembung atau sakit di bagian perut.