Bahaya Virus Zika dan DBD Masih Mengintai
- REUTERS/Paulo Whitaker
VIVA.co.id – Penyebaran virus zika dan demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman yang banyak memakan korban. Sebab, nyamuk sumber penularan kedua virus tersebut, masih berkembangbiak dengan angka yang cukup tinggi.
Virus zika dan DBD, berpusat pada sumber penularannya, yakni nyamuk aedes agepty. Nyamuk jenis tersebut, di Indonesia masih cukup tinggi, karena iklim yang memungkinkan nyamuk berkembangbiak dengan sangat bebas.
"Musim hujan, biasanya DBD meningkat. Ini disebabkan karena banyak genangan air, kemudian kelembaban bertambah, jadi nyamuk sangat nyaman berkembangbiak," ujar Spesialis Anak Konsultan Penyakit Tropikal & Infeksi, Dr. dr. Hinky Hindra Sataro, Sp. A (K), M. TropPaed., ditemui di RS Pondok Indah, beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan DBD, kasus zika terbilang sangat minim penularannya. Namun, lanjut Hinky, bukan berarti virus zika tidak ada di Indonesia. Virus zika diyakini masih bisa mengintai, khususnya pada ibu hamil.
"Harusnya virus zika ada di Indonesia, karena nyamuknya ada di sini. Tetapi, memang tidak menonjol kasusnya, karena nyamuk penularnya didominasi oleh kasus DBD," tambahnya.
Untuk itu, masyarakat harus menyadari pentingnya tindakan pencegahan terhadap dua kasus ini. Masih tingginya angka nyamuk penyebar kedua virus ini, diharapkan tidak membuat angka kasus penyakitnya terus bertambah.
"Untuk virus DBD, anak bisa diberikan vaksin mulai usia 9 - 16 tahun. Kalau vaksin zika memang belum ada, pencegahannya ya cukup dengan hindari nyamuknya. Jangan sampai ada genangan air dan harus rajin membersihkan rumah agar nyamuk tidak betah di dalam." (asp)