Menkes: 70% Kebutuhan Obat Mampu Disokong Negeri Sendiri
- VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek kembali menegaskan pentingnya peran obat dan alat kesehatan produksi dalam negeri. Terlebih, Nila mengharapkan peran produksi lokal dapat meningkatkan peluang ekspor menjadi lebih besar.
Menurut Nila, peran farmasi sangat besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan untuk kebutuhan pengobatan masyarakat.
"Kami memang menitikberatkan pada pelayanan preventif, tetapi farmasi menjadi komponen penting untuk kebutuhan terapi. Kemenkes juga telah keluarkan rencana aksi percepatan industri farmasi dan kesehatan, agar dapat bertransformasi dari hulu," papar Nila, di Peresmian PT B. Braun, Karawang, Kamis 27 Juli 2017.
Salah satu langkah percepatan farmasi tersebut, dengan meningkatkan produksi bahan farmasi lokal. Menurutnya, Indonesia sudah sangat berperan baik dalam mempercepat transformasi tersebut. Hanya saja, produksi bahan lokal, masih harus terus ditingkatkan di bagian obat-obatan.
"Indonesia sudah mendorong untuk produksi alat-alat kesehatan. Kurang lebih 50 persen alat-alat kesehatan sudah dihasilkan produksi negeri sendiri seperti tiang infus. Tapi memang, untuk cairan infusnya sendiri, masih butuh pengembangan lebih lanjut," paparnya.
Dilanjutkan Nila, sebesar 70 persen kebutuhan obat dan alat kesehatan, sudah mampu disokong oleh negeri sendiri. Untuk 30 persen sisanya, pemerintah akan terus meningkatkan dorongan di industri farmasi ini.
"Kami ingin mendorong penguasaan teknologi dan mempercepat kemandirian negeri sendiri. Produksi bahan baku obat dan alat kesehatan lokal, sangat mendorong untuk di dalam negeri dan semoga bisa mencapai mancanegara untuk diekspor."