Risiko Batuk Berkepanjangan Jika Tak Pernah Diobati
- Pixabay/pexels
VIVA.co.id – Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) biasanya menyerang ragam kelompok usia. Gejala ISPA sendiri bervariasi dan mudah ditemui – mulai dari batuk, pilek, dan radang tenggorokan.
Serangan ISPA disebabkan oleh dua hal, yakni bakteri dan virus. Keduanya memiliki jenis pengobatan yang berbeda. Namun, pada virus sendiri, belum ada pengobatan yang efektif membunuhnya. Demikian menurut dokter spesialis paru-paru, Ni Nyoman Priantini SpP.
"Pengobatan yang dilakukan selama ini biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus. Misal, obat antihistamin, untuk mengatasi hidung yang berair dan tersumbat atau obat batuk antitusif, untuk mengurangi batuk-batuk. Madu juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah ini," ujar Priantini di Jakarta, Senin 24 Juli 2017.
Selain itu, jika terdapat gejala demam dan nyeri di sekujur tubuh, bisa diberikan obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan asetaminofen. Dia menambahkan, apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri.
"Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya, antibiotik harus sesuai dengan resep dokter," imbuh Priantini.
Sayangnya, banyak yang menyepelekan pengobatan tersebut dan berdampak pada bahaya yang fatal pada tubuh. Sebab, ISPA yang dibiarkan tanpa penanganan, akan berdampak semakin buruk.
"Komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa berakibat fatal. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru)," kata Priantini. (ren)