Ditemukan Kalkulator Daring untuk Prediksi Penyakit Jantung
- Pixabay/Inspiredpictures
VIVA.co.id – Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan, sebuah kalkulator daring bisa membantu para dewasa muda untuk memprediksi risiko mereka menderita sakit jantung saat mereka memasuki usia paruh baya.
Prediksi ini diharapkan bisa memberikan mereka waktu untuk mengubah gaya hidup, sehingga meminimalisir kemungkinan terkena, stroke atau serangan jantung.
Dilansir laman Reuters, Selasa 18 Juli 2017, sejumlah peneliti menguji keakuratan hasil dari Healthy Heart Tool dari situs gratis. Survei daring tersebut kemudian menilai sembilan faktor yang bisa mempengaruhi risiko penyakit jantung seperti merokok, berat badan, olahraga, konsumsi alkohol, buah, sayur, gandum, kacang-kacangan, minuman mengandung gula, serta daging merah dan diproses.
Para peneliti di JAMA Internal Medicine melaporkan, alat ini bekerja 'cukup baik' dalam memprediksi risiko penyakit jantung pada kelompok orang dewasa yang berjumlah hampir 5.000 orang. Para peneliti mengikuti mereka selama dua dekade, dimulai dari usia mereka pertengahan 20.
"Yang mengejutkan adalah bagaimana faktor-faktor gaya hidup itu diukur sebelum usia 30 tahun bisa dengan baik memprediksikan risiko penyakit jantung, bahkan pada orang dewasa muda yang tidak memiliki faktor risiko lain seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes," ujar Dr. Holly Gooding dari Harvard Medical School dan Brigham and Women’s Hospital, peneliti utama.
Gooding juga mengatakan, tidak mengejutkan bahwa faktor-faktor di Healthy Heart Score, seperti pola makan, olahraga, merokok, alkohol, dan indeks massa tubuh, bisa memprediksi penyakit jantung di masa depan.
Para peneliti menguji alat ini menggunakan data yang terkumpul selama 25 tahun dari penelitian Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA).
Alat daring ini juga memberikan timbal balik berupa dorongan bagi penggunanya untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki kebiasaan buruk mereka, seperti meningkatkan olahraga ketika tingkat aktivitasnya rendah atau memangkas konsumsi daging yang diproses ketika tingkat konsumsinya terlalu tinggi.
Timbal balik itu bisa membantu orang mengambil tindakan lebih awal ketika mereka tidak terlalu berniat untuk berubah.