Efek Buruk Kurang Zat Besi bagi Ibu Hamil
- Pixabay/Pexels
VIVA.co.id – Zat besi dibutuhkan selama masa kehamilan sebagai sumber energi untuk ibu dan janin. Namun, angka kebutuhan zat gizi pada ibu hamil masih sangat kurang, sehingga membahayakan pertumbuhan janin.
Angka anemia pada ibu hamil, tercatat hampir 50 persen dialami di Indonesia. Sedangkan, di seluruh dunia, hampir 90 persen wanita kurang asupan zat besi. Padahal, asupan zat besi dibutuhkan oleh kaum wanita sebagai energi saat hamil.
"Saat hamil dibutuhkan sejumlah suplemen penting, yaitu zat besi dan asam folat. Jika kekurangan kebutuhan itu, akan menyebabkan kelainan saat hamil seperti diabetes saat hamil, preeklampsia, bahkan keguguran," ujar spesialis Obgyn, M. Adya Dilmy, SpOG. dalam acara silaturahmi PT Kalbe Farma di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta, Minggu, 16 Juli 2017.
Zat besi yang tidak memenuhi kebutuhan bisa menyebabkan anemia. Kondisi anemia sendiri, berdampak pada kurangnya oksigen di seluruh tubuh. Kekurangan oksigen menyebabkan sulitnya asupan vitamin untuk memenuhi kebutuhan janin.
"Kekurangan zat besi menyebabkan anak menjadi lambat berpikir, memberi risiko berat bayi lahir rendah serta meningkatkan angka melahirkan prematur. Padahal, kuncinya mudah, hanya asupan zat besi dan asam folat ditingkatkan," ujarnya.
Untuk menjaga kandungan zat besi dalam tubuh terpenuhi, para ibu hamil disarankan rutin dalam memeriksa kehamilannya, baik melalui pemeriksaan darah maupun ultrasonografi (USG).
"Paling penting yaitu USG dan antenatal care saat trimester satu. Selain itu, pemeriksaan darah rutin dibutuhkan untuk mengetahui tingkat HB (hemoglobin) pada tubuh serta konsumsi makanan tinggi besi seperti daging merah, ikan, dan sayuran hijau," tutur dia.