Risiko Penderita Stroke dengan Kelainan Irama Jantung
- Pixabay/ Geralt
VIVA.co.id – Penderita stroke dengan kelainan irama jantung cukup sering ditemukan. Kelainan irama jantung disebabkan karena gangguan sistem konduksi atau sistem 'listrik' pada jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa 20 persen dari kejadian stroke terjadi pada pasien dengan Fibrilasi Atrial (FA) atau kelainan irama jantung. Dari penderita itu pun, seringkali berakibat fatal atau mencapai kematian dan menyebabkan kecacatan yang berat.
"Stroke ini (dengan kelainan irama jantung) bisa menjadi berat, cacat, dan kematian hingga 70 persen. Atau stroke yang kambuh terus menerus," kata Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Cipto Mangunkusumo, Prof.DR.dr.Teguh Santoso, Sp.PD, KKV, Sp.JP, FACC, FESC di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Jumat 7 Juli 2017.
Adapun penyebabnya, Teguh menjelaskan, karena ada stroke yang terjadi tanpa ada warning atau peringatan dini. Di mana stroke terjadi langsung karena pembekuan pada jantung yang lepas dan menyumbat di pembuluh darah pada otak. Karena darah tidak bertransformasi dengan baik, sehingga menyebabkan kerusakan pada daerah otak.
Berdasarkan keterangan medis pun, ketika denyut jantung tidak teratur mengakibatkan aliran darah tidak lancar. Ini dapat mengakibatkan darah menggumpal dan terbentuklah bekuan darah atau Trombus di ruangan serambi jantung, paling sering terjadi di area LAA. Trombus lambat laun akan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah di otak yang dapat mengakibatkan stroke.