Bahaya Mengerikan Diet Tinggi Protein
- VIVA.co.id/Tasya Paramitha
VIVA.co.id – Kebanyakan orang, belakangan memilih diet tinggi protein demi memiliki tubuh langsing. Asupan protein, memang penting untuk kelancaran fungsi tubuh manusia, namun Anda juga perlu tahu, mengkonsumsi protein berlebih juga bisa mengganggu keseimbangan sistem tubuh. Tak hanya itu, protein dalam jumlah yang berlebih, juga dapat memicu masalah kesehatan yang serius.
Menurut The DRI (Dietary Reference Intake), 0,8 gram protein dibutuhkan per kilogram berat badan. Jadi jumlah ini 56 gram per hari untuk rata-rata orang yang tidak banyak duduk dan 46 gram per hari untuk wanita yang tidak berpindah-pindah. Oleh karena itu, jumlah apapun yang melebihi dari yang dibutuhkan terbukti dapat berbahaya bagi fungsi tubuh kita.
Berikut, beberapa risiko berbahaya akibat kelebihan asupan protein yang bisa terjadi pada tubuh kita dilansir Times of India.
Membahayakan ginjal
Dengan asupan protein, kita juga mengkonsumsi nitrogen by-products. Ginjal kita kemudian menyaring produk sampingan ini dari darah. Jika protein dikonsumsi sesuai kebutuhan tubuh, produk sampingan nitrogen ini bisa dihilangkan melalui urine. Namun, untuk makanan tinggi protein yang dikonsumsi bisa memberi tekanan pada ginjal karena membuat ginjal harus bekerja keras untuk menyingkirkan kandungan nitrogen ekstra dalam tubuh. Ini, jika tidak dikendalikan, bisa merusak ginjal.
Bisa memicu penyakit gastrointestinal
Orang yang diet rendah karbohidrat dan makanan berprotein tinggi sering mengalami konstipasi dan kembung. Hal ini karena kekurangan serat bisa mengganggu sistem pencernaan, sehingga menyebabkan penyakit gastrointestinal.
Menyebabkan kenaikan berat badan
Alih-alih ingin diet protein tinggi demi menurunkan berat badan, diet ini justru bisa membuat bobot tubuh naik drastis. Sekali lagi, Anda harus ingat, kelebihan asupan makanan protein bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Diet protein tinggi bisa membantu Anda menurunkan beberapa kilo untuk durasi yang lebih singkat tapi jika Anda mengonsumsi putih telur secara berlebihan dan mengkonsumsi minuman protein, Anda akan bertambah gemuk. Sebuah studi yang dilakukan pada lebih dari 7.000 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi protein dalam surplus 90 persen lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dibandingkan dengan orang yang makan lebih sedikit.
Bau Mulut
Memotong asupan karbohidrat dari menu makanan Anda dan mengonsumsi makanan berprotein tinggi, membuat tubuh Anda memasuki keadaan yang disebut ketosis. Ini adalah kondisi dimana tubuh perlu memecah lemak tubuh untuk dijadikan energi. Ini mungkin tampak hebat untuk menurunkan berat badan, tapi tidak begitu baik untuk napas Anda. Saat tubuh kita membakar lemak, ia juga memproduksi bahan kimia yang disebut keton yang bisa membuat mulut berbau tak sedap. Tidak peduli seberapa sering Anda menyikat gigi, membersihkan atau membilasnya, itu tidak akan membantu membuat bau mulut itu menjadi segar.
Mempengaruhi mood
Jenis makanan yang kita konsumsi sangat mempengaruhi 'hormon bahagia' kita. Otak kita membutuhkan karbohidrat untuk merangsang produksi hormon pengaturan mood yang disebut serotonin. Jika makanan ini dieliminasi dari makanan kita, kita cenderung merasa mudah tersinggung, mudah marah dan bahkan depresi. Menurut sebuah penelitian di Australia, orang dewasa dengan kelebihan berat badan yang mengikuti diet rendah karbohidrat ketat selama setahun melaporkan bahwa lebih mudah emosi dibandingkan dengan mereka yang mengikuti diet rendah lemak, walaupun kedua kelompok tersebut kehilangan berat badan dengan jumlah yang sama.
Dehidrasi
Makanan berprotein tinggi juga meningkatkan rasa haus. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak protein bahkan dapat menyebabkan dehidrasi ringan. Para ahli mengatakan bahwa saat ginjal kita terus bekerja untuk menghilangkan kelebihan protein serta limbah nitrogen, kita cenderung sering buang air kecil dan akhirnya merasa lebih haus. (mus)