Mengungkap Fakta Tersembunyi Penyebab Menguap
- Pixabay/MrsBrown
VIVA.co.id – Jika Anda berpikir menguap hanyalah sebuah indikasi dari kelelahan tubuh agar tidur atau beristirahat, Anda harus berpikir ulang. Karena, mungkin saja Anda merasa terjaga, tapi tetap menguap.
Bahkan ada yang mengatakan jika menguap itu menular. Lantas, apakah itu merupakan penyebab seseorang menguap? Dilansir laman Times of India, berikut penyebab tersembunyi menguap yang jarang diketahui.
Benarkah menguap karena tubuh kurang oksigen?
Banyak yang masih mempercayai miskonsepsi bahwa menguap merupakan tanda kurangnya kadar oksigen atau kadar karbondioksida yang tinggi di dalam tubuh. Tapi dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa seberapa banyak pun oksigen atau karbondioksida yang ada dalam tubuh, seseorang bisa menguap dalam kondisi apapun. Beberapa peneliti juga membuktikan bahwa menguap tidak akan berkurang setelah terpapar oksigen yang tinggi, dan tidak banyak menguap ketika terpapar karbondioksida yang tinggi.
Menguap membuat kantung paru-paru terisi udara
Paru-paru kita penuh dengan kantung-kantung udara kecil dan tidak semua kantung itu selalu terisi udara. Ketika kantung udara kekurangan udara, kantung itu akan kempis. Menguap akan membantu mengisi udara yang dibutuhkan kantung tersebut dan mencegahnya menjadi rusak. Ketika kita menguap, kita menghirup lebih banyak udara dari normal yang pada akhirnya dapat mengisi kantung udara. Ini bisa menjadi penjelasan kenapa menguap bisa terjadi ketika napas Anda sesak.
Menguap tanda bosan
Menguap juga bisa menjadi tanda kebosanan. Menurut sebuah percobaan, beberapa siswa berusia antara 17-19 tahun, diperlihatkan video musik dan beberapa siswa lainnya diperlihatkan tes pola garis warna. Mereka yang diperlihatkan garis warna menguap lebih banyak dan bertahan lebih lama dibandingkan mereka yang menonton video.
Menguap membuat tubuh waspada
Pernah membayangkan kenapa kita menguap ketika bangun tidur? Bahkan setelah beristirahat dan tidur dalam jangka waktu yang cukup kita tetap menguap. Ini karena menguap berkaitan dengan meregangkan otot dan sendi. Dengan begitu, menguap menyiapkan kita akan tingkat kewaspadaan yang lebih lagi.
Menguap tanda adanya penyakit?
Menguap yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya penyakit. Menurut National Institute of Health, pada beberapa orang, menguap berlebihan telah diamati sebagai reaksi yang disebabkan oleh saraf vagus dan hal ini juga bisa mengindikasikan adanya masalah jantung. Pada kasus yang langka, menguap berlebihan juga bisa menjadi tanda adanya masalah otak.
Menguap bisa menular
Seorang pionir dalam penelitian menguap, Robert Provine, mengatakan, "Menguap bisa sangat menular. Melihat seseorang menguap bisa memicu Anda menguap. Membaca tentang menguap memicu menguap. Duduk di dalam ruangan memikirkan tentang menguap memicu menguap." Selain itu, banyak penelitian yang mengatakan bahwa menguap lebih menular. Sejumlah peneliti Italia di Natural History Meseum di Calvi menyatakan, menguap juga merupakan bentuk transmisi emosi, tidak jauh berbeda dengan ciuman, senyuman atau pelukan. Semakin dekat Anda dengan seseorang, semakin besar kemungkinan Anda tertular untuk menguap.
Bayi dalam perut juga menguap
Sejumlah peneliti dari Universitas Durham dan Lancaster menemukan foto USG yang menunjukkan janin menguap. Cara janin menguap berbeda dengan foto USG di mana janin membuka mulutnya. Meskipun alasan pasti menguap pada janin masih belum diketahui, diyakini ini berkaitan dengan perkembangan otak janin.
Menguap mendinginkan otak
Menurut jurnal Medical Hypotheses, Andrew Gallup dari Princeton University dan Gary Hack dari University of Maryland memiliki pandangan bahwa menguap membantu mendinginkan suhu otak. Mereka mengatakan, otak sangat sensitif pada perubahan sushu dan karena itu harus dilindungi dari panas berlebih. Otak, seperti halnya komputer, bekerja lebih baik ketika dingin. Gallup menambahkan, menguap berlebih merupakan gejala dari kondisi yang meningkatkan suhu inti atau otak, seperti kerusakan sistem saraf pusat dan kurang tidur.