Akupuntur Diklaim Efektif Kurangi Rasa Sakit Akut
- Reuters
VIVA.co.id – Pengobatan tradisional akupunktur terkenal mampu mengatasi beberapa penyakit. Di Indonesia sendiri, pada Peraturan Pemerintah nomor 103, terapi akupuntur sudah diperbolehkan menjadi salah satu terapi pelayanan kesehatan masyarakat yang terintegrasi, misalnya dengan puskesmas dan rumah sakit.
Pengobatan alternatif asal Tiongkok ini dilakukan dengan menusukkan jarum tipis ke bagian tubuh tertentu untuk melancarkan peredaran darah. Tak hanya mengatasi penyakit dengan melancarkan peredaran darah, ternyata baru-baru ini sebuah penelitian menyebutkan bahwa terapi akupuntur mampu mengurangi rasa sakit, terlebih digunakan sebagai bantuan bagi pasien yang menderita penyakit dengan rasa sakit yang parah.
Peneliti dari RMIT University di Australia ini telah melakukan percobaan di departemen gawat darurat pada empat rumah sakit yang melibatkan sekitar 528 pasien dengan nyeri punggung bawah akut, migrain atau nyeri hebat pada area telapak kaki.
Penelitian yang dipublikasikan di Medical Journal of Australia tersebut mengukur rasa sakit pasien dengan membandingkan sekaligus mengidentifikasi tingkat rasa sakit mereka sebanyak empat pada skala 10 poin.
Para pasien juga secara acak menerima satu dari tiga jenis pengobatan yaitu akupunktur, lalu akupunktur dan farmakoterapi (pengobatan menggunakan obat-obatan terlarang) dan yang terakhir dengan terapi farmakoterapi saja.
Hasilnya, lebih dari 80 persen pasien mengaku memiliki nilai rasa sakit minimal empat. Lalu sisanya di ketiga kelompok merasakan pengurangan rasa sakit yang signifikan.
Selain itu setelah 48 jam, sebagian besar pasien menemukan pengobatan mereka dapat diterima.
"Akupunktur adalah alternatif yang tepat, dan akan sangat bermanfaat bagi pasien yang tidak dapat menggunakan obat penghilang rasa sakit standar karena kondisi medis lainnya," kata Marc Cohen, profesor di RMIT University.
Meski akupunktur digunakan secara luas oleh praktisi di lingkungan masyarakat untuk mengobati rasa sakit, namun akupunktur jarang digunakan di departemen gawat darurat rumah sakit.
"Kita perlu menentukan kondisi yang paling responsif terhadap akupunktur, kelayakkan untuk memasukkan perawatan di tempat darurat, dan pelatihan yang dibutuhkan untuk dokter atau petugas kesehatan," kata Cohen dilansir dari laman Indianexpress.