Bangun Siang Setelah Begadang Bisa Picu Kematian
- pixabay/unsplash
VIVA.co.id – Sebuah penelitian menyatakan, bahwa tidur hingga siang hari setelah begadang semalaman pada akhir pekan bisa menyebabkan kematian dini. Gangguan pola tidur ini, yang dikenal dengan social jet lag, sangat buruk bagi kesehatan, suasana hati, dan membuat Anda lebih lelah.
Dilansir laman The Sun, Kamis 8 Juni 2017, penelitian tersebut menunjukkan, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 11 persen pada setiap satu jam gangguan tidur. Peneliti Sierra Forbush mengatakan, ritme istirahat kita jauh lebih penting untuk kesehatan dibandingkan seberapa lama kita tidur.
"Ini bisa menjadi cara pencegahan penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya yang efektif, relatif sederhana, dan tidak mahal," kata Forbush.
Hasil penelitian ini didapat dari studi yang melibatkan hampir 1.000 orang dewasa berusia antara 22 hingga 60 tahun. Penelitian ini mengidentifikasi mereka yang memiliki social jet lag dengan membandingkan titik tengah tidur malam mereka saat akhir pekan dengan titik tengah tidur di hari lainnya.
Forbush, yang merupakan peneliti dari University of Arizona mengatakan, fenomena ini sesuatu yang penting sebagai "tanda jam tubuh" yang penting bagi kesehatan. Para dokter juga percaya kalau social jet lag lebih buruk dari jet lag yang disebabkan karena bepergian melewati zona waktu, karena jet lag ini tidak membuat seseorang menyesuaikan rutinitas mereka dalam cara yang sama.
Temuan terbaru ini mengonfirmasi penelitian 18 bulan lalu, yang menunjukkan bahwa social jet lag bisa memicu penyakit jantung dan diabetes. Penderita cenderung menjadi lebih gemuk dengan lemak dan kadar gula yang lebih tinggi dalam darah.
Mereka juga punya kadar kolesterol baik yang rendah yang berfungsi untuk mencegah kerusakan dalam pembuluh darah. (mus)