Solusi Limbah Medis RI Hadir di Hari Lingkungan Sedunia

Tim dari D&V Medika kunjungi Ecodas di Perancis
Sumber :
  • dok.ist

VIVA.co.id – Para administrator rumah sakit di Indonesia, boleh bernapas lega, karena solusi hijau untuk masalah limbah medis berbahaya dari rumah sakit akan segera tersedia di Tanah Air.

Sinergi Antar Kementerian Perkuat Fasilitas Kesehatan

Ecodas, perusahaan manajemen limbah medis terkemuka dari Prancis, mengumumkan telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan pemasok alat-alat medis dan produsen tempat tidur rumah sakit Indonesia, PT D&V Medika.

Dengan kerja sama, kedua belah pihak akan mengenalkan sarana pengolahan limbah medisnya yang telah diakui kepada rumah sakit-rumah sakit di Indonesia. Kedua perusahaan mengumumkan kesepakatan ini pada 5 Juni 2017, yang juga merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Instruksi Menperin: Semua Produksi Oksigen Wajib untuk Medis

Kolaborasi dengan Ecodas, menurut CEO D&V Medika, Stefanus Widananta, terjadi di saat yang tepat, di saat jumlah rumah sakit di Indonesia terus bertumbuh. “Kini, kita memiliki solusi yang layak untuk isu yang terus berkembang ini,” ujarnya melalui keterangan tertulis kepada VIVA.co.id, Minggu 4 Juni 2017.

Dari markasnya di Prancis, Ecodas telah mengekspor rangkaian produknya ke lebih dari 75 negara di lima benua. Produk-produk Ecodas dikenal sangat inovatif, dan menawarkan sistem yang bekerja secara otomatis dan sangat tertutup untuk mensterilkan limbah medis, mengurangi volumenya, dan benar-benar membuat limbah medis tak bisa dikenali lagi dari bentuk awalnya.

Buntut Faskes Kolaps, 265 Pasien COVID-19 Meninggal saat isoman

“Dengan semakin meluasnya Universal Health Coverage (UHC), atau Cakupan Kesehatan Universal, pengelolaan limbah kesehatan yang berkelanjutan telah menjadi prioritas di fasilitas-fasilitas kesehatan karena volume limbah medis yang terus meningkat,” ujarnya.

Namun, Stefanus menyayangkan masih ada sebagian rumah sakit yang tidak mempraktikkan pemilahan limbah medis.

“Namun, banyak dilaporkan kalau sebagian rumah sakit tidak mempraktikkan pemilahan limbah medis. Sedangkan rumah sakit-rumah sakit yang melakukannya, membakar limbah medis mereka di area terbuka, sehingga ada potensi risiko kesehatan bagi para pekerja kesehatan dan masyarakat sekitar,” sambungnya.

Sementara itu, Jeff Squalli selaku Presiden & CEO Ecodas mengatakan, proses yang dikembangkan Ecodas mengombinasikan penghancuran, pemanasan langsung dengan uap, dan tekanan tinggi untuk menghasilkan sterilisasi yang komplit terhadap bahan-bahan menular. Dalam kondisi akhir, limbah menjadi tidak berbahaya lagi dan dapat dibuang atau diperlakukan layaknya sampah biasa.

“Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang berbahagia ini, dengan senang hati kami umumkan kerja sama bersejarah antara Ecodas dan D&V Medika. Kami ingin meyakinkan kepada rumah sakit-rumah sakit di Indonesia bahwa kami memiliki teknologi yang ideal untuk menjaga agar masyarakat dan para pekerja kesehatan, selain tentunya lingkungan hidup, terbebas dari limbah berbahaya dan menjamin bangsa yang lebih sehat,” ucap Jeff.

Jeff menjelaskan, usaha ini harus dimulai dari tekad semua pelaku industri medis untuk sepenuhnya mematuhi peraturan pemerintah dalam memenuhi kewajibannya dalam hal perlindungan lingkungan. Hanya pada saat itulah prosesnya akan benar-benar dimulai.

“Limbah medis berbahaya dapat membebani sebuah wilayah atau kota dengan materi tajam yang berbahaya dan terinfeksi. Ada juga limbah cair beracun, limbah farmasi dan laboratorium yang dapat terserap ke dalam tanah dan masuk ke dalam sistem jaringan air tanah. Yang terbaik adalah mengolah limbah biomedis di tempatnya langsung dengan menggunakan sistem yang telah bersertifikasi," ujar Jeff.

Fasilitas layanan kesehatan karyawan PTPP cegah  COVID-19.

Pastikan Karyawan Tak Terpapar COVID-19, PT PP Bikin First Aid Station

Fasilitas khusus tersebut diperuntukan untuk menangani secara cepat karyawan PT PP yang mengalami gangguan kesehatan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2021