Kurangi Porsi Karbohidrat untuk Cegah Pikun
VIVA.co.id – Siapa sangka, mengurangi jumlah karbohidrat dalam porsi makan sehari-hari, bisa menurunkan risiko demensia atau pikun. Kondisi ini ternyata dipicu oleh sebuah hormon unik di tubuh, yang membuat sel otak terus diperbaharui.
Mengurangi porsi makan, khususnya karbohidrat dan lemak, membuat sebuah hormon bernama ghrelin dihasilkan tubuh. Hormon ini akan terbentuk di lambung dan memberi efek baik pada otak.
"Orang kelaparan, akan ada hormon yang dihasilkan namanya ghrelin. Hormon itu diproduksi saat orang tidak makan atau hanya mengonsumsi sedikit dari porsinya sehari-hari, jadi tidak terlalu kenyang," kata spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. dr. Siti Setiati SpPD-KGer, M.Epid., dalam acara Philips HealthTech Thought Leadership Forum, di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat 19 Mei 2017.
Secara ilmiah, hormon tersebut memicu peningkatan fungsi sel saraf otak. Kondisi ini baik untuk kesehatan otak hingga mencegah kondisi demensia.
"Pikun bisa dicegah dengan mengurangi porsi karbohidrat dan lemak di tubuh karena dipicu rasa lapar pada lambung. Itu jawabannya kenapa mengurangi kalori makan, membuat postpone ageing, khususnya pada sel otak," kata dia.
Selain itu, ghrelin dapat dihasilkan kala seseorang berpuasa. Sebab, rasa lapar dalam jangka waktu tertentu, membuat lambung terus memproduksi hormon baik itu.
"Lapar saat puasa itu juga ada gunanya, dengan menghasilkan ghrelin itu tadi pada lambung. Kurangi jumlah total kalori sebesar 30 persen, sudah bisa memicu pembentukan hormon ini," tuturnya.