Bahaya Hipertensi pada Wanita Menopause
- Pixabay/stevepb
VIVA.co.id – Secara umum, ada asumsi bahwa hipertensi biasanya diderita kaum pria. Padahal, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menerbitkan bahwa pada usia 65 ke atas, angka penderita hipertensi pada wanita ternyata lebih tinggi 6 persen dibanding pria.
Spesialis jantung paru, dr. Arieska Ann Soenarta menyebutkan bahwa Hormon estrogen memegang peranan penting dalam naiknya tekanan darah pada fase menopause yang menyebabkan hormon estrogen menurun.
"Hal ini (hormon estrogen yang menurun) dapat merusak sel endotel yang memicu plak di pembuluh darah. Plak di pembuluh darah dapat memicu tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit kardiovaskular dan bahkan stroke," ujarnya dikutip dalam rilis yang diterima VIVA.co.id kamis, 18 Mei 2017.
Tidak hanya kardiovaskular dan stroke, dokter Ann juga mengatakan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan Cardio Cerebro Vascular Disease (CCVD). Diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi CCVD di antara tahun 2000-2025, mencapai 9 persen pada pria dan 13 persen pada wanita.
"Berbeda dengan wanita, pada pria, penurunan hormon testosteron tidak terlalu berdampak pada risiko hipertensi, kecuali bila disertai gaya hidup tidak sehat, merokok maupun obesitas," lanjutnya.
Oleh karena itu, dokter Ann mengingatkan pentingnya gaya hidup sehat yang dilakukan kaum wanita, sebagai pencegahan pada risiko hipertensi.
"Pencegahan, pada intinya, kembali lagi pada gaya hidup sehat, seperti kebiasaan makan yang sehat sejak dini, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan tetap sehat dan tidak merokok," lanjut Ann.