Konsumsi Garam Tinggi Bikin Haus Jadi Kontroversi
- Pixabay/Stocksnap
VIVA.co.id – Pernahkah Anda mendengar informasi bahwa mengkonsumsi lebih banyak garam akan membuat Anda haus?
Sejauh ini kita sudah tahu bahwa jika asupan garam atau sodium klorida tinggi, Anda akan menjadi lebih haus dan secara otomatis akan minum lebih banyak air. Hal ini pada akhirnya akan mencairkan darah untuk mempertahankan konsentrasi sodium yang cukup. Ini akan membawa Anda untuk mengeluarkan kelebihan garam dan air melalui buang air kecil. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa teori ini mungkin salah.
Dilansir laman Times of India, untuk membuktikan bahwa studi ini salah, percobaan dilakukan melalui dua studi simulasi jarak jauh melibatkan sepuluh pria sehat diberi tiga asupan garam dengan ukuran berbeda (12, 9, atau 6 g/d), sambil dibarengi dengan konsumsi asupan makanan lainnya. Studi ini menyimpulkan bahwa makan lebih banyak garam justru mengurangi rasa haus dan lapar. Beberapa percobaan berikutnya juga dilakukan pada tikus yang menunjukkan bagaimana asupan garam lebih banyak membakar lebih banyak kalori, membuat mereka makan 25 persen lebih banyak untuk mempertahankan berat badan mereka.
Studi baru ini bertentangan dengan pemahaman konvensional. Ini sebenarnya hasil sebuah pencarian oleh ilmuwan Dr Jens Titze, yang sekarang menjadi spesialis ginjal di Jerman. Studi serupa dilakukan pada tahun 2006 yang menyimpulkan bahwa semakin banyak garam yang dikonsumsi, semakin banyak garam yang dikeluarkan. Ini memastikan bahwa kandungan natrium dalam darah tetap konstan sambil meningkatkan volume urinnya. Tapi, seiring asupan garamnya meningkat, asupan airnya berkurang. Jadi, pertanyaan yang tersisa adalah dari mana air yang diekskresikan datang?
Setelah percobaan ini, Dr. Titze mempelajarinya kembali lewat tikus. Semakin banyak tikus konsumsi garam, semakin sedikit air yang mereka minum. Tapi kebutuhan air mereka masih terpenuhi. Karena asupan garam tinggi, hormon glukokortikoid meningkat, menghancurkan lemak dan otot dan membuat air yang bisa digunakan tikus. Proses ini membutuhkan lebih banyak energi, oleh karena itu, tikus tersebut makan 25 persen lebih banyak daripada biasanya. Ini menyimpulkan bahwa jika tubuh Anda menghancurkan jaringan untuk menyeimbangkan asupan garam yang tinggi, hal itu bahkan dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Clinical Investigation.