Ayah Ibu, Jangan Bersihkan Sendiri Telinga Anak

Cottonbud atau korek kuping.
Sumber :
  • Pixabay/triyugowicaksono

VIVA.co.id – Mulai saat ini, sebaiknya hindari penggunaan cotton bud atau alat pembersih telinga pada anak. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa menggunakan cotton bud dapat menyebabkan luka parah pada anak-anak.

Resmi, FC Twente Tidak Lepas Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia

Para peneliti menemukan bahwa selama periode waktu 20 tahun dari tahun 1990 sampai 2010, sekitar 263.000 anak berusia di bawah 18 tahun dirawat di ruang gawat darurat di rumah sakit akibat kondisi yang terkait dengan gangguan telinga.  Ini setara dengan 12.500 anak per tahun, atau sekitar 34 cedera setiap hari.

"Dua kesalahpahaman terbesar yang saya dengar sebagai otolaringologi adalah saluran telinga perlu dibersihkan di rumah dan harus digunakan cotton bud untuk membersihkannya. Keduanya salah, " kata Kris Jatana dari Nationwide Children's Hospital di Amerika Serikat, dikutip dari laman Indian Express.

100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

Dia melanjutkan, saluran telinga biasanya bisa bersih dengan sendiri. Menggunakan cotton bud untuk membersihkan saluran telinga tidak hanya mendorong kotoran lebih dekat ke gendang telinga, namun ada risiko signifikan hal itu bisa menyebabkan luka ringan di telinga.

Peneliti menemukan bahwa sebagian besar cidera terjadi akibat penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga (73 persen), bermain dengan cotton bud (10 persen), atau anak-anak jatuh saat mereka menggunakan cotton bud di telinga mereka (9 persen).

9 Cara Membersihkan Telinga dengan Benar: Solusi Mengatasi Kotoran Telinga Tanpa Risiko!

Sebagian besar luka terjadi ketika anak tersebut menggunakan cotton bud sendiri (77 persen), diikuti oleh luka-luka yang terjadi ketika orangtua (16 persen) atau saudara kandung (6 persen) menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga anak

Sekitar dua dari setiap tiga pasien berusia di bawah delapan tahun mengalami cedera telinga. Sementara pasien anak berusia 0-3 tahun yang cedera telinga berjumlah 40 persen.

Cedera yang paling umum adalah terasa seperti ada benda asing di dalam telinga (30 persen), gendang telinga berlubang (25 persen) dan cedera jaringan lunak (23 persen).

Sensasi benda asing adalah diagnosis yang paling umum di kalangan anak-anak berusia 8-17 tahun, sementara gendang telinga berlubang adalah yang paling umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 8 tahun.

Dalam kasus yang lebih serius, kerusakan pada gendang telinga, tulang pendengaran, atau telinga bagian dalam, dapat menyebabkan pusing, masalah dengan keseimbangan, dan gangguan pendengaran ireversibel.

"Produk ini (cottonbud) tampaknya tidak berbahaya, namun studi ini menunjukkan pentingnya tidak membersihkan telinga sendiri," kata Jatana.

Tentu saja telinga tetap harus dibersihkan, namun oleh ahlinya yaitu dokter tenggorokan, hidung dan telinga (THT), menggunakan alat khusus yang tidak berisiko seperti cotton bud.

Sebagai informasi, temuan tersebut telah dipublikasikan di The Journal of Pediatrics.

Peluncuran Inisiatif Kolaborasi Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia

Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita

Kekurangan zat besi tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga dapat menghambat tumbuh kembang anak secara fisik, kognitif, dan emosional.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024