Rahim Buatan Pengganti Inkubator untuk Bayi Prematur
- Pixabay
VIVA.co.id – Inkubator mungkin bisa menjadi tempat yang pas untuk menyelamatkan kehidupan bayi prematur. Namun baru-baru ini, teknologi canggih berhasil menciptakan rahim buatan untuk lebih meningkatkan kehidupan bayi prematur.
‘Rahim buatan; telah dikembangkan dan diyakini akan mampu memperbaiki kelangsungan hidup bayi bayi sangat prematur. Perangkat, yang memasukkan kantong plastik berisi cairan amnion kaya nutrisi, telah berhasil diuji pada janin domba yang setara dengan bayi berusia 23 minggu.
Tidak seperti inkubator konvensional, "perangkat pendukung ekstra uterin" secara erat mereproduksi kondisi dalam rahim yang nyata.
"Sistem ini berpotensi jauh lebih unggul dari apa yang saat ini dapat dilakukan rumah sakit untuk bayi berusia 23 minggu," kata Dr Alan Flake, dari Children's Hospital of Philadelphia seperti dilansir Telegraph.
Jantung bayi sendiri mengedarkan darah melalui tali pusar ke mesin pertukaran gas luar menggantikan plasenta ibu.
Tidak ada pompa mekanis yang digunakan karena bahkan tekanan buatan yang lembut bisa secara fatal membebani jantung bayi prematur. Para ilmuwan percaya bahwa ini siap untuk diuji pada manusia dalam tiga sampai lima tahun ke depan.
Pada bayi yang lahir prematur, kesempatan bertahan hidup kurang dari 23 minggu mendekati nol, sedangkan pada 23 minggu adalah 15 persen, pada usia bayi 24 minggu 55 persen dan pada usia 25 minggu sekitar 80 persen, menurut yayasan amal Tommy.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan lingkungan di mana bayi prematur yang kecil dapat dengan aman mengembangkan paru-paru dan organ tubuh lainnya selama periode kritis dari 23 sampai 28 minggu setelah pembuahan.
Dr Alan Flake, direktur Pusat Penelitian Janin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, AS, mengatakan, "Bayi-bayi ini memiliki kebutuhan mendesak untuk jembatan antara rahim ibu dan dunia luar."
"Jika kita dapat mengembangkan sistem ekstra uterus untuk mendukung pertumbuhan dan pematangan organ hanya dalam beberapa minggu, kita dapat secara dramatis memperbaiki hasil untuk bayi yang sangat prematur."
Sistem ini diyakini berpotensi jauh lebih unggul dari apa yang saat ini dapat dilakukan rumah sakit untuk bayi berusia 23 minggu yang lahir di titik kritis untuk bertahan hidup. Ini bisa menetapkan standar perawatan baru untuk subset bayi yang sangat prematur ini.
Enam anak domba prematur telah menjadi bagian dalam tes versi perangkat terbaru, yang berevolusi dari tangki kaca hingga desain biobag selama periode tiga tahun.
Dari hasil uji, hewan ini bisa bernapas secara normal, bisa membuka mata, tubuhnya ditumbuhi bulu dan mampu mengembangkan saraf dan organ yang berfungsi dengan baik. Ini merupakan penjelasan para peneliti yang menulis di jurnal Nature Communications.
"Anak domba itu tinggal di ‘rahim’ sampai satu bulan." Sementara sebagian besar lainnya mati dan diuji coba untuk dianalisis otaknya, paru-paru dan organ tubuh lainnya, beberapa di antaranya diizinkan untuk bertahan hidup dan diberi makanan melalui botol.
"Mereka tampaknya memiliki perkembangan normal dalam segala hal," kata Dr Flake mengungkapkan kondisi bayi domba yang selamat dan telah berusia satu tahun.
Meski berhasil melakukan uji coba pada anak domba, Dr Flake mengatakan bahwa tidak ada teknologi yang bisa menggantikan rahim seorang ibu pada tahap awal perkembangan janin.