Penyebab Meningkatnya Penderita Penyakit Kardiovaskular
- pixabay/geralt
VIVA.co.id – Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi pembunuh tertinggi di dunia. Jumlah kejadian dan kematian akibat penyakit ini pun semakin meningkat.
Salah satu sebabnya adalah faktor risiko penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas yang meningkat di masyarakat.
Ketua Kolegium Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K) memaparkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, diketahui angka kejadian hipertensi sebanyak 26,9 persen. Sementara itu, kolesterol angkanya mencapai 37-38 persen dan diabetes 2,1 persen, meningkat 1,1 persen dari 2007.
"Di samping itu, angka obesitas tercatat sebanyak 20 persen pada populasi di atas usia 18 tahun, dan merokok sebesar 36-37 persen, yang akhirnya kesemua itu dapat membawa dampak pada penyakit jantung koroner dan pembuluh darah," ujar Anwar saat konferensi pers Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat 21 April 2017.
Selain itu, Riskesdas mencatat bahwa angka kematian paling tinggi pada penyakit cerebrovaskular arau stroke sebanyak 27 persen. Kemudian diikuti oleh hipertensi, penyakit jantung iskemik, diabetes dan penyakit paru. Semua ini masuk ke dalam kategori penyakit tidak menular yang berada di angka 60-65 persen.
"Angka ini hampir sama dengan di negara-negara lain di dunia, terutama negara yang sedang berkembang. Angka yang tinggi ini berbahaya sekali, karena kalau tidak dilakukan program pencegahan primer atau sekunder, negara dan masyarakat akan menanggung beban pembiayaan untuk pengobatan penyakit ini," tutur Anwar. (art)