Peneliti Temukan Pengaruh Berat Badan terhadap Migrain
- pixabay/publicdomainpictures
VIVA.co.id – Migrain merupakan salah satu kondisi yang umum dirasakan, namun belum dipahami penyebab pastinya. Penelitian terbaru kini menemukan kaitan erat antara berat badan dan risiko meningkatnya migrain.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology, mereka yang memiliki berat badan di bawah rata-rata atau cenderung obesitas, memiliki risiko terhadap migrain. Para peneliti melakukan analisis terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan risiko migrain.
Dilansir dari laman Medical Daily, studi ini juga mencakup 12 studi lainnya dengan hampir 289 ribu partisipan yang ikut di dalamnya.
"Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan apakah dengan menurunkan atau menaikkan berat badan dapat menurunkan risiko terhadap migrain," ujar pemimpin studi, B. Lee Peterlin.
Penelitian tersebut menemukan, sebanyak 27 persen kelompok yang obesitas, cenderung mengalami migrain dibandingkan orang berbobot normal. Sementara itu, kelompok yang memiliki berat badan di bawah rata-rata, berisiko sebesar 13 persen terhadap migrain. Meski demikian, hal ini bukan berarti penyebab migrain adalah faktor berat badan.
"Belum jelas bagaimana komposisi tubuh mengakibatkan migrain. Jaringan adipose atau lemak, mengeluarkan molekul dalam jumlah besar, yang mungkin memainkan peran dalam menyebabkan migrain," katanya.
Namun, Peterlin juga menuturkan, banyak faktor lain yang bisa memicu migrain seperti perubahan aktivitas fisik, obat medis, atau kondisi seperti depresi. Berat badan belum pasti menjadi satu-satunya faktor yang berkaitan dengan migrain.
Migrain biasanya terjadi saat masa pubertas datang dan cenderung berdampak pada wanita dibandingkan kaum pria. Hal ini disebabkan adanya peran hormonal pada tubuh wanita yang bekerja saat pubertas terjadi. (art)