Saran Dokter, Jarum Insulin Hanya Boleh Sekali Pakai
- Pixabay/Geralt
VIVA.co.id – Penyuntikan insulin pada pengidap diabetes, cenderung diberikan dalam kurun waktu tertentu. Agar tetap steril, ternyata, jarum suntik yang digunakan, harus diganti usai satu kali pemakaian.
Penderita diabetes banyak yang belum memahami bahwa pemakaian insulin dengan jarum yang sama dan digunakan berkali-kali, akan menimbulkan efek samping kontaminasi bakteri.
"Banyak pemahaman yang salah bahwa jarum suntik insulin, tidak diganti juga tidak apa-apa. Itu seringkali terjadi. Padahal rekomendasi dokter mau pun farmasi, seharusnya diganti jarum setiap hari," ujar Medical Dept PT Kalbe, dr. Pande Wade Satrya DP, kepada VIVA.co.id di kawasan Kuningan, Jakarta.
Dijelaskan Pande, rekomendasi penggantian jarum suntik secara rutin, diberikan agar meminimalisasi infeksi pada area penyuntikan. Sebab, risiko infeksi semakin besar dengan pemakaian berkali-kali.
"Jarumnya kan sudah disuntikkan berulang-ulang, ada risiko kontaminasi juga dari pen yang digunakan. Bisa saja bakteri ikut mengontaminasi jarum yang terus menerus menempel dan dipakai berkali-kali," kata dia.
Selain risiko infeksi, rasa nyeri juga rentan dirasakan pasien. Karena jarum yang dipakai terus menerus bisa menjadi tumpul, sehingga pasien bisa merasakan sakit di area penyuntikan.
"Jarum tidak diganti membuat jarum jadi tumpul. Itu bikin nyeri. Tapi kembali lagi ke individunya, karena ada jarum yang masuk BPJS ada yang tidak. Namun rekomendasi dokter dan farmasi, memang harus diganti untuk mencegah hal-hal tadi."