Kapan Sebaiknya Lakukan Tes Pap Smear?
- Pixabay
VIVA.co.id – Semua wanita memiliki risiko terhadap kanker serviks, terlebih jika sudah mencapai usia 35 hingga 55 tahun. Di mana sebanyak 99 persennya disebabkan oleh HPV.
Dilansir dari laman Medical Daily, wanita berisiko tinggi memiliki virus tersebut, saat sudah aktif melakukan seks. Virus tersebut memicu timbulnya kanker oleh lebih dari 100 tipe berbeda pada HPV, namun yang paling sering menjadi penyebabnya yaitu HPV 16 dan HPV 18.
Sel prakanker dapat memperlihatkan beberapa tanda awal seperti perdarahan vagina tidak teratur, nyeri saat berhubungan seks, cairan vagina yang berbeda, serta durasi buang air kecil yang berbeda. Sayangnya, tanda tersebut sangat umum terjadi. Sehingga, untuk betul-betul melihat virus HPV dan kanker serviks melalui pap smear dan test HPV.
Pap smear dilakukan pada permukaan serviks dan vagina untuk mengidentifikasi sel yang abnormal. Dokter juga dapat mengidentifikasi tes serviks untuk melihat bakteri klamidia dan gonorea.
Keduanya, pap smear dan tes HPV secara tipikal, dapat dilakukan bersamaan. "Dengan menggunakan sikat halus kecil untuk mengumpulkan sel-sel servikal atau tes HPV yang dilakukan sekaligus melalui pap smear," ujar Direktur Komunikasi American Sexual Health Association, Fred Wyand.
Pap smear sendiri dapat mulai dilakukan di usia 21 tahun ke atas sebagai langkah pencegahan. Bahkan, dengan skrining ini, dapat menurunkan angka penyakit menular seksual.
"Wanita bertahan lebih berat saat mengalami penyakit menular seksual. Faktanya, penyakit menular seksual menyebabkan ketidaksuburan hingga mandul pada wanita," ujarnya.