Dinyatakan Sembuh, Penderita Kanker Bisa Kambuh Lagi

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA.co.id – Penanganan penyakit kanker membutuhkan proses yang panjang. Bahkan, meski pasien kanker telah dinyatakan sembuh, bukan berarti proses pengobatan bisa dihentikan.

Profil Shannen Doherty, Bintang Beverly Hills 90210 Meninggal Dunia Usai Melawan Kanker Payudara

Meski telah dinyatakan sembuh, ternyata perawatan pasca kanker, masih terus harus berjalan. Pada pasien yang telah dinyatakan sembuh dari kanker, seharusnya diberikan pemahaman, termasuk juga pada keluarga pasien.

Salah satu yang masih harus terus dijalani yaitu kontrol rutin. Pada satu tahun pertama, disarankan rutin kontrol setiap satu bulan sekali.

Peduli Anak Kanker, Para Pelajar SMA Gelar Patterns of Hope

"Risiko paling tinggi mengalami kekambuhan kanker yaitu di satu tahun pertama. Setelah lolos setahun, bisa lanjut kontrol hanya dua bulan sekali," ujar Ketua HOGI, Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), di kepada VIVA.co.id.

Menurutnya, kontrol pada pasien pasca kanker, tidak boleh berhenti begitu saja karena ditakutkan sel kanker kembali menyebar. Selain rutin kontrol, sebaiknya para pasien juga menjaga imunitasnya.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

"Jangan sampai terjadi hal-hal yang menurunkan imunitas karena bisa menjadi gampang infeksi seperti infeksi hepatitis atau influenza. Karena infeksi menguras daya imun tubuh sehingga bisa membuat sel kanker kambuh," ujarnya lagi.

Untuk menjaga daya tahan tubuh, ia menyarankan agar dilakukan aktivitas yang tidak terlalu keras. Sebab, rasa lelah berlebihan dapat memicu penurunan sistem imun tubuh.

"Kerja keras dan kelelahan bisa memicu penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah kurang, kemudian sel darah putih jadi kurang maka pertahanan tubuh berkurang. Di situ lah celah untuk sel kanker kambuh," kata dia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menkes Budi Gunadi: Penyakit Kanker Bisa Diobati dengan Melakukan Skrining Lebih Awal

Kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia. Diestimasikan terdapat sekitar 20 juta kasus baru dengan 9,7 juta kematian pada tahun 2022.

img_title
VIVA.co.id
4 Oktober 2024