Usai Kemoterapi, Sel Kanker Tersisa 10 Persen
- Pixabay/skeeze
VIVA.co.id – Sel kanker ternyata tidak bisa seratus persen dibasmi. Sebab, meski sudah dikemoterapi saja, masih tersisa sepuluh persen sel kanker yang hidup di tubuh.
Saat pasien kanker sudah dinyatakan bersih dari sel kanker, ternyata itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, alat deteksi sel kanker, memiliki keterbatasan dalam melihat ke dalam tubuh.
"Semua metode ada jangkauan maksimalnya. Misal dibilang scan negatif, tapi padahal masih ada risiko. Apalagi sel kanker itu unik, dapat sembunyi seolah-olah mati," ujar ketua HOGI, Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa 11 April 2017.
Menurutnya, risiko pada pasien kanker untuk kembali kambuh, masih tetap ada. Terlebih, kemoterapi tidak seratus persen membunuh sel-sel kanker di tubuh.
"Kemoterapi juga masih tersisa sepuluh persen sel kankernya, enggak mati total 100 persen. Nah, sepuluh persennya itu mati dari daya tahan tubuhnya orang. Sehingga, bisa munculnya lagi," kata dia.
Sel kanker biasanya mati dengan daya tahan tubuh yang kuat dan baik. Jika ternyata sistem imunnya buruk, sel kanker akan tumbuh lagi dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun.
"Begitu daya tahan tubuh turun, muncul lagi sel kankernya. Jadi jangan sampai tubuh kena infeksi, apalagi infeksi virus, karena nanti makin berisiko kena lagi. Untuk itu pentingnya rutin kontrol," kata dia.
Ia menyarankan, dalam kurun waktu satu tahun, diusahakan rutin kontrol dan cek ke dokter sebulan sekali. Setelah di atas tiga tahun, boleh hanya dua kali dalam setahun. Hal ini guna mendeteksi dini kekambuhan sel kanker.