Penderita Celiac Dipastikan Mengidap Anoreksia, Benarkah?
- Pixabay/publicdomainpictures
VIVA.co.id – Wanita yang didiagnosa mengidap celiac, mungkin harus menelan pil pahit dua kali, karena dokter mungkin akan mendiagnosis dirinya juga mengidap anoreksia nervosa.
Sebuah penelitian terbaru menemukan, bahwa ada hubungan potensial antara kedua penyakit tersebut. Dr Karl Marild, peneliti dari Universitas Colorado di Aurora Colorado mengatakan, bahwa sebelumnya ada sebuah penelitian kecil yang melaporkan hubungan antara kedua penyakit tersebut.
"Pada studi yang dilakukan sebelumnya melaporkan bahwa penyakit celiac menyebabkan gangguan makan. Itu biasanya terjadi seperti sugesti dari si pasien setelah di diagnosis," ujarnya seperti dilansir dari laman Reuters.
Ia menjelaskan, bahwa studi yang dipimpinnya kini, membahas hubungan keduanya secara keseluruhan.
Celiac adalah alergi makanan yang mencegah tubuh untuk menggunakan beberapa nutrisi. Alergi ini adalah terhadap kandungan protein yang disebut glutten. Glutten ditemukan di banyak biji-bijian seperti jenis gandum (gandum hitam, atau yang terdapat dalam tepung).
Sedangkan anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang.
Kedua penyakit ini menunjukkan gejala yang sama, yaitu gangguan autoimun di mana konsumsi glutten menyebabkan kerusakan dari usus kecil dan masalah dengan penyerapan nutrisi.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, peneliti mengumpulkan data dari 18 ribu responden wanita Swedia yang menderita celiac. Survei tersebut berlangsung sejak 1987-2009. Selain itu sebagai perbandingan, penelitian tersebut juga melakukan survei terhadap 89 ribu responden wanita yang tidak memiliki gangguan autoimun.
Penulis penelitian ini juga menekankan bahwa penelitian yang dilakukan ini tidak bertujuan untuk membuktikan bahwa penyakit celiac dapat menyebabkan anoreksia atau sebaliknya, namun penelitian ini menekankan bahwa ada kemungkinan salah diagnosis antara kedua penyakit ini.
Dr Karl juga menyebutkan bahwa pantangan setelah diagnosis penyakit celiac dapat memicu pola makan obsesif yang dapat menyebabkan anoreksia itu sendiri.
Menanggapi penelitian ini, Dr. Neville Golden dari Stanford Children’s Health di California mengatakan bahwa diagnosis yang tepat akan sulit dilakukan. "Celiac dan anoreksia nervosa memiliki gejala yang sama, misalnya pencernaan yang terasa tak nyaman setelah makan, merasa selalu kenyang, mengubah pola makan, hingga penurunan berat badan. Keduanya mirip, karenanya diagnosis tepat akan sulit dilakukan," ujarnya. (mus)