Gunakan Antibiotik Tanpa Resep Dokter, Picu Superbug
- Pixabay
VIVA.co.id – Menurut survei yang dilakukan produsen sabun, ditemukan bahwa tujuh dari 10 ibu menyadari bahwa kombinasi antara kuman yang berevolusi semakin kuat dengan daya tahan tubuh yang semakin lemah, membuat anak jauh lebih sering sakit dibandingkan dahulu.
Dalam beberapa tahun terakhir, memang telah terjadi evolusi pada kuman yang membuatnya lebih kuat. Dokter anak, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K), membenarkan bahwa kuman telah berevolusi dalam berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah dari kebiasaan yang kita lakukan, sehingga membuat kuman menjadi lebih kebal dan kuat.
"Sebagai manusia kita bisa berperan dalam menjaga kesehatan dunia, tetapi apa yang kita lakukan juga bisa mengacaukan kesehatan dunia," kata Ariani saat ditemui VIVA.co.id belum lama ini.
Ariani menjelaskan, ada berbagai macam jenis kuman yang ada di dunia ini dan pada beberapa jenis kuman bisa menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Biasanya, fenomena ini disebut dengan superbug. Ketika superbug ini menyerang tubuh, dia bisa lebih agresif dan lebih sulit untuk disembuhkan.
Penyebabnya, lanjut Ariani, didominasi oleh penggunaan antibiotik tanpa indikasi. Pasti ada di antara Anda yang suka membeli sendiri antibiotik di apotik. Penggunaan ini akan menimbulkan efek yang tidak baik. Ada kebiasaan juga meminum antiobiotik tidak habis. Minum antibiotik yang tidak selesai ini bisa membuat kuman jadi lebih kebal.
"Ibaratnya, kalau kuman diserang tidak selesai, dia tidak mati dan jadi belajar dari pengalaman sebelumnya, sehingga jadi lebih kuat," imbuhnya.
Sementara itu, manusia tidak bertambah kuat seperti kuman. Dari sebuah survei yang dilakukan di seluruh dunia, 64 persen manusia sekarang lebih lemah dan ini terbukti secara ilmiah bahwa manusia sekarang tidak sekuat dulu terhadap penyakit dibandingkan zaman dahulu.
"Penyakit sekarang juga lebih mudah tersebar, karena kita sekarang sudah mudah traveling ke mana pun. Selain itu, urbanisasi kota jadi kuman mudah menempel dan resisten. Perubahan iklim, pemanasan global, juga menyebabkan pola kuman berubah. Vektor kuman seperti nyamuk yang berpindah-pindah tempat juga memengaruhi perpindah kuman ke tempat lain," jelas Ariani. (asp)