Studi: Minyak Ikan Tak Pengaruhi Kecerdasan Bayi

Suplemen minyak krill.
Sumber :
  • Pixabay/Monikab

VIVA.co.id – Mengonsumsi minyak ikan saat sedang mengandung ternyata tidak meningkatkan perkembangan otak bayi, menurut sebuah studi yang belum lama ini dilakukan.

Dianggap Berisiko! 6 Kondisi Kehamilan Ini Disarankan Periksa ke Konsultan Fetomaternal, Apa Itu?

Selama ini, minyak ikan dijual di pasaran sebagai suplemen prenatal atau periode awal perkembangan janin.

Namun, studi yang telah dilakukan selama 10 tahun kepada 2.500 wanita hamil tersebut telah menemukan bahwa minyak ikan tidak meningkatkan kecerdasan bayi di dalam perut. Demikian dilansir dari laman BBC.

5 Tips Sederhana agar Cepat Hamil Secara Alami

Studi yang dilakukan di Australia itu mengatakan, minyak ikan memiliki kemungkinan kecil memperlama masa kehamilan. Namun, dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui kepastian mengenai hal tersebut.

"Jika wanita hamil memiliki diet yang sehat dan seimbang, maka perkembangan otak bayinya tidak akan mendapatkan manfaat dari suplemen minyak ikan," ucap co-author studi, Dr Jacqueline Gould.

Anak Alergi Susu Sapi? Jangan Salah, Pencegahannya Harus Sejak Hamil hingga Melahirkan

Studi yang dilakukan oleh South Australian Health and Medical Research Institute, meneliti para wanita sejak mereka hamil hingga anak-anaknya berusia tujuh tahun.

Peserta studi lantas diberi suplemen minyak ikan atau pacebo. Hasilnya, konsumsi docosahexanoic acid (DHA), yang merupakan asam omega-3 dengan dosis 800 miligram pada ibu hamil, tidak berpengaruh pada kecerdasan anak.

Gould mengatakan, para produsen suplemen tersebut secara spesifik telah memasarkan minyak ikan sebagai makanan wajib para ibu hamil, untuk meningkatkan perkembangan otak bayi mereka.

Soal minyak ikan dianggap mampu membuat masa kehamilan menjadi lebih lama, Gould mengatakan, "Apa yang saya maksud adalah, ada lebih sedikit bayi-bayi yang lahir prematur. Kami saat ini sedang mencoba memastikan hal tersebut dengan studi yang jauh lebih besar."

Studi ini telah dipublikasikan di Journal of the American Medical Association.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya